MAKASSAR -- Aksi demonstrasi dengan menutup jalan yang dilakukan sekelompok mahasiswa dalam tiga hari terakhir, menuai kecamatan dari masyarakat, terutama kalangan sopir angkutan.
Akibat aksi penutupan jalan yang dilakukan sekelompok mahasiswa di sejumlah ruas jalan di Makassar itu, para sopir mengaku kehilangan pendapatan. Gabungan sopir angkutan umum (petepete) dan sopir truk pengangkut material proyek, mengaku sudah melakukan konsolidasi untuk melakukan perlawanan terhadap aksi demo yang menutup jalan.
"Silakan mahasiswa demo, tapi jangan ganggu kami mencari uang. Anak dan istri kami juga butuh makan, kalau mahasiswa menutup jalan lagi maka akan berhadapan dengan sopir. Kami sudah muak dengan aksi mahasiswa yang menutup jalan," ujar Ketua Serikat Sopir Makassar, Ahmad Zubair, didampingi beberapa sopir angkutan saat mendatangi Redaksi FAJAR (JPNN Group), Rabu (12/6).
Para sopir, ujar Zubair, sangat mendukung gerakan mahasiswa untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), namun lanjutnya, aksi mahasiswa yang menutup jalan tiga hari terakhir, justru menyengsarakan masyarakat. Tak hanya sopir angkutan tapi seluruh masyarakat pengguna jalan.
"Cobalah mahasiswa melakukan pergerakan dengan cara-cara cerdas dan terukur. Kalau hanya sepuluh orang lalu tutup jalan, apa gunanya, tidak akan berhasil," paparnya.
Zubair juga meminta kepada aparat kepolisian agar melindungi hak-hak pengguna jalan yang diatur dalam Undang-undang, bukan justru jadi penonton atas aksi tutup jalan yang meresahkan warga. "Kalau demo di depan kampus terserah, tapi jangan masuk badan jalan, kalau itu dilakukan maka mahasiswa akan berhadapan dengan sopir, kami sudah cukup stres di jalan," tegasnya.
Salah satu sopir angkutan Makassar, Mansyur, menambahkan, para sopir tidak menghalangi mahasiswa untuk demo, selama aksi itu tidak mengganggu warga pengguna jalan. "Kalau jalan ditutup kami mau cari uang di mana, sementara kami juga punya anak istri yang mau makan," kata Mansyur.
Hal senada disampaikan Mismultan yang mengaku juga punya anak yang berstatus mahasiswa. Menurut dia, ratusan sopir angkutan terpaksa tidak beroperasi akibat aksi mahasiswa. "Saya sangat mendukung kalau mahasiswa demo karena untuk kepentingan rakyat, tapi jangan juga halangi hak masyarakat," kata dia. (jpnn)
Akibat aksi penutupan jalan yang dilakukan sekelompok mahasiswa di sejumlah ruas jalan di Makassar itu, para sopir mengaku kehilangan pendapatan. Gabungan sopir angkutan umum (petepete) dan sopir truk pengangkut material proyek, mengaku sudah melakukan konsolidasi untuk melakukan perlawanan terhadap aksi demo yang menutup jalan.
"Silakan mahasiswa demo, tapi jangan ganggu kami mencari uang. Anak dan istri kami juga butuh makan, kalau mahasiswa menutup jalan lagi maka akan berhadapan dengan sopir. Kami sudah muak dengan aksi mahasiswa yang menutup jalan," ujar Ketua Serikat Sopir Makassar, Ahmad Zubair, didampingi beberapa sopir angkutan saat mendatangi Redaksi FAJAR (JPNN Group), Rabu (12/6).
Para sopir, ujar Zubair, sangat mendukung gerakan mahasiswa untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), namun lanjutnya, aksi mahasiswa yang menutup jalan tiga hari terakhir, justru menyengsarakan masyarakat. Tak hanya sopir angkutan tapi seluruh masyarakat pengguna jalan.
"Cobalah mahasiswa melakukan pergerakan dengan cara-cara cerdas dan terukur. Kalau hanya sepuluh orang lalu tutup jalan, apa gunanya, tidak akan berhasil," paparnya.
Zubair juga meminta kepada aparat kepolisian agar melindungi hak-hak pengguna jalan yang diatur dalam Undang-undang, bukan justru jadi penonton atas aksi tutup jalan yang meresahkan warga. "Kalau demo di depan kampus terserah, tapi jangan masuk badan jalan, kalau itu dilakukan maka mahasiswa akan berhadapan dengan sopir, kami sudah cukup stres di jalan," tegasnya.
Salah satu sopir angkutan Makassar, Mansyur, menambahkan, para sopir tidak menghalangi mahasiswa untuk demo, selama aksi itu tidak mengganggu warga pengguna jalan. "Kalau jalan ditutup kami mau cari uang di mana, sementara kami juga punya anak istri yang mau makan," kata Mansyur.
Hal senada disampaikan Mismultan yang mengaku juga punya anak yang berstatus mahasiswa. Menurut dia, ratusan sopir angkutan terpaksa tidak beroperasi akibat aksi mahasiswa. "Saya sangat mendukung kalau mahasiswa demo karena untuk kepentingan rakyat, tapi jangan juga halangi hak masyarakat," kata dia. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tidur di Rel, Kaki Terlindas KA
Redaktur : Tim Redaksi