jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijati menyoroti kasus perceraian di Indonesia yang terus meningkat.
Hal itu berdasarkan data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak 2015.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Dorong Adanya Sertifikasi dan Kompetensi SDM, Ternyata Ini Tujuannya
Pada 2021, tercatat 581 ribu keluarga bercerai dan jumlah pernikahan 1,9 juta per tahun.
Menyikapi persoalan tersebut, Lestari menilai upaya pemberdayaan keluarga melalui peningkatan kesejahteraan dan keterampilan mendidik keluarga harus menjadi kepedulian bersama demi mewujudkan negara yang kuat dan berdaya saing di masa depan.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Soal Perceraian Catherine Wilson dan Idham Masse
"Pemberdayaan keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat di suatu negara harus menjadi perhatian kita bersama. Sebab, dengan terciptanya keluarga yang sejahtera dan berdaya, peluang negara menjadi kuat dan sejahtera semakin besar," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/11)
Dia mengungkapkan dampak dari perceraian keluarga bisa menyebabkan persiapan generasi muda untuk dibentuk sebagai generasi yang tangguh terganggu dan berpotensi menjadi generasi yang kehilangan daya saing.
BACA JUGA: Perceraiannya Diduga Rekayasa, Hana Hanifah Bilang Begini, Tegas!
Untuk menekan angka perceraian, BKKBN menyarankan para orang tua mendidik keluarga dengan asah, asih dan asuh yaitu dengan mengajari ilmu agama yang baik, memberi kasih sayang dengan sebaik-baiknya dan mengasuh dengan memberi perlindungan kesehatan yang baik.
Menurut Lestari, persiapan para calon orang tua agar memiliki kemampuan asah, asih dan asuh bagi anggota keluarga harus benar-benar dilakukan dengan perencanaan yang matang.
"Upaya pemberdayaan keluarga secara ekonomi dan peningkatan ketrampilan mendidik anak merupakan tanggung jawab para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah untuk mewujudkannya," ujar Rerie yang akrab disapa.
Legislator dari Dapil Jawa Tengah II itu berpendapat upaya pemberdayaan keluarga merupakan langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan di sejumlah sektor pembangunan.
"Karena keluarga merupakan institusi pertama yang berperan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh di masa depan," tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem.
Di lingkungan keluarga pula, tambah Rerie, tempat pertama menanamkan nilai-nilai luhur dalam membangun budi pekerti setiap generasi penerus bangsa.
Dia pun sangat berharap fenomena peningkatan kasus perceraian keluarga di Indonesia harus segera diikuti langkah-langkah nyata agar sejumlah potensi dampaknya tidak menjadi beban dalam proses pembangunan SDM nasional yang tangguh dan berdaya saing di masa depan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi