Soroti Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo, M Qodari: Agenda Politik NasDem dan Anies Sudah Berbeda

Sabtu, 23 Maret 2024 – 17:34 WIB
Ketua Umum Partai Surya Paloh dan Capres terpilih Prabowo Subianto menggelar jumpa pers seusai pertemuan di Nasdem Tower, Jakarta, Kamis (21/3). Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyoroti pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan calon presiden nomor urut 02 terpilih Prabowo Subianto pada Jumat, 22 Maret 2024.

Menurut Qodari, manuver Surya Paloh itu menimbulkan spekulasi.

BACA JUGA: GBK Sebut Efek Jokowi Bikin Prabowo-Gibran Menang Mutlak di Jatim

Qodari menilai Surya Paloh akan membawa Partai Nasdem merapat ke Prabowo-Gibran dan bergabung ke pemerintahan.

“Gelagat itu muncul ketika Surya Paloh sebagai ketua umum partai pengusung Anies-Muhaimin, menjadi tokoh pertama dari kubu rival di Pilpres 2024 yang memberi ucapan selamat kepada Prabowo-Gibran,” ujar Qodari, Sabtu (23/3).

BACA JUGA: Prabowo Ajak NasDem Bergabung, Surya Paloh: Kemungkinan 50:50

Padahal, kata Qodari, para elite partai dari koalisi perubahan (PKB dan PKS) tengah menyiapkan upaya hukum menggugat keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas penetapan hasil Pemilu 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun demikian, kata Qodari, manuver Surya Paloh bertemu dengan capres terpilih Prabowo tidak terlalu mengejutkan.

BACA JUGA: Prabowo Sebut Surya Paloh Sebagai Sahabat Lama, Dulu Bersikap Keras

Surya Paloh membuka komunikasi politik lebih awal dengan para rivalnya, termasuk dengan Presiden Jokowi pasca-pemungutan suara Pilpres 2024.

Qodari mengatakan manuver Surya Paloh tidak terlepas dari latar belakangnya sebagai mantan politikus Golkar.

Sebagai bekas kader beringin yang kini menukangi Nasdem, Surya Paloh punya orientasi bagian dari pemerintahan.

“Jadi, Pak Surya Paloh dan Nasdem ini kan sebetulnya Golkar aksen. Kita bisa membaca karakteristik Partai Golkar ada pada Nasdem,” kata Qodari.

Lebih lanjut, Qodari mengatakan Surya Paloh adalah pengusaha yang notabene matematika politiknya jadi salah satu dasar pengambilan keputusan.

“Jadi, elemen-elemen kuantitatif lebih tebal dibanding sifatnya kualitatif. Sikap yang diambil Surya Paloh ini sangat bisa dipahami," ujar Qodari.

Lagi pula, menurut Qodari, sejak awal Nasdem mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres terkesan tidak nyambung.

Nasdem sebagai partai nasionalis yang berbeda ceruk dengan konstituen Anies Baswedan dari kalangan Islam.

“Itu kan tidak kompatible satu sama lain. Jadi, bisa dibilang langkah-langkah mengajukan Anies bukan langkah ideologis, tetapi langkah taktis berhadapan dalam dinamika pemilu yang bersifat elektoral,” ucapnya

Qodari menerangkan satu-satunya alasan yang bisa dipahami kenapa Nasdem mengusung Anies adalah bagaimana Nasdem bisa mendapatkan tokoh yang memberikan efek ekor jas kepada parpolnya.

Dengan mengusung Anies, setidaknya Nasdem mendapatkan efek elektoral dan mampu mempertahankan posisinya di 5 besar parpol yang lulus ke Senayan dengan memperoleh 14.660.516 suara atau 9,6 persen. Naik 5 poin dibanding Pemilu 2019.

“Saya kira Surya Paloh mendapatkan target yang diinginkan, beliau dan partai Nasdem, dan hari ini beliau bisa lebih leluasa membawa kapal partai Nasdem dalam variabel penting dalam konstelasi politik Indonesia ke depan," ujarnya.

Pada titik ini, lanjut Qodari, tidak mengherankan jika kemudian Nasdem dan Surya Paloh mengubah haluan dan melakukan komunikasi politik dengan para rivalnya.

Dengan kata lain, menurut Qodari, agenda Surya Paloh dan Anies Baswedan saat ini sudah berbeda.

Pun, dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Sebagai paslon yang juga ketua umum PKB, konsentrasi Cak Imin mulai bercabang. Antara terus bersama Anies di koalisi perubahan, atau berpikir pragmatis demi menyelamatkan partainya, PKB.

"Jadi, pada hari ini, menurut saya, Cak Imin belum ngomong saja. PKB belum kelihatan langkah politiknya, tetapi menurut saya logika Cak Imin sebagai cawapres yang maju di gugatan Pilpres di MK dengan logika Cak Imin sebagai nakhoda PKB boleh jadi relnya sudah mulai berbelok satu sama lain,” ujar Qodari.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler