jpnn.com, KEDIRI - Alumni santri Pondok Pesantren (PP) Lirboyo diminta untuk memberi kontribusi nyata membentengi keluarga dan kampung halaman dari upaya radikalisme yang mengancam keutuhan Indonesia.
Hal itu dinyatakan pimpinan PP Lirboyo Gus An’im F Machrus saat sosialisasi empat pilar yang dikemas dalam Forum Silaturahmi Alumni Ponpes Lirboyo (Himasal) se karasidenan Kediri, Jum’at (29/11).
BACA JUGA: Gelar Rapimnas, BM PAN Soroti Isu Radikalisme Hingga Ekonomi
Menurut Gus An’im, aksi nyata radikalisme yang terjadi di Indonesia harus menajdi kajian bersama bagi alumni santri. Ia menilai, alumni santri perlu menilik titik persoalan ketika agama dijadikan alasan hingga membunuh diri dan membahayakan orang lain berimbalan surga.
“itu salah tafsir atau bisa jadi doktrinasi seperti itu yang perlu diluruskan, disini peran santri menilik persoalannya serta harus melakukan dakwah bagaimana sejatinya ber-Islam,” kata Gus An’im yang juga anggota Fraksi PKB itu.
BACA JUGA: Putusan Muktamar Lirboyo: Warga NU Wajib Pilih Pemimpin Muslim
Penyampain pesan dakwah, kata Gus An’im, perlu pendekatan yang berbeda. “Harus kreatif dan dengan pendekatan yang berbeda. Toh, di pesantren sudah dibekali ilmunya dan tinggal menerapkan saja,” ujar Gus An’im mengingatkan.
Penggunaan instrumen sosial media, lanjut Gus An’im, juga bisa menjadi pilihan bagaimana pesan secara efektif tersampaikan. “Berbagi peran saja, alumni ada yang berdakwah di dunia maya dan ada dakwah yang secara langsung ketemu maya,” canda Gus An’im.
BACA JUGA: Gus Anim Ingatkan Komitmen Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara
Gus An’ain juga meminta agar nilai ajaran selama di pondok pesantren istikamah diterapkan dalam kehidupan nyata. “Ilmu bukan sebatas diketahui , tetapi diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak sebagai seorang santri harus tetap dijaga dalam kehidupan beragama dan bernegara,” pungas Gus An’im.(mg7/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh