Sosialisasi 4 Pilar MPR : Mencintai Indonesia, Mengenal Sejarahnya

Selasa, 05 Maret 2019 – 11:20 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid sosialisasi 4 Pilar. Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan sebagian materi Sosialisasi Empat Pilar MPR, berisi sejarah bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan pria yang kerap disebut HNW itu di hadapan warga masyarakat Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Karena itu, kata dia, acara sosialisasi sangat penting untuk diikuti seluruh lapisan masyarakat. Karena dengan ikut sosialisasi bisa menyegarkan ingatan masyarakat terhadap sejarah perjuangan bangsanya. Sekaligus mempertebal rasa cinta terhadap bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Cara EE Mangindaan Sejahterakan Petani Kopra

Sejauh ini, kata Hidayat, MPR sudah melakukan kerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat untuk melakukan sosialisasi.

Mulai dari masyarakat dilingkungan RT RW, sekolah, ormas, hingga organisasi profesi maupun kelompok masyarakat yang lain.

BACA JUGA: EE Mangindaan Kaget Lihat Animo Warga Sulut Ikut Sosialisasi 4 Pilar MPR

"Kita tidak mungkin mencintai Indonesia kalau kita tidak mengenalnya dengan baik. Inilah salah satu fungsi kegiatan sosialisasi, mengenalkan sejarah bangsa kepada masyarakat, agar timbul perasaan cinta yang makin besar kepada bangsa dan negara", kata Hidayat.

Berdasar sejarahnya, kata Hidayat Sosialisasi pertama dilaksanakan sejak tahun 2004. Waktu itu MPR menggunakan istilah sosialisasi keputusan MPR.

BACA JUGA: MPR: Semua Pihak Harus Menjaga dan Merawat Kebinekaan

Tahun 2009, istilah itu berubah menjadi sosialisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi istilah tersebut diyudicial reveuw, sehingga sejak 2014, istilah yang dipakai menjadi Sosialisasi Empat Pilar MPR.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, saat memberikan materi Sosialisasi Empat Pilar dihadapan masyarakat Cempaka Putih Jakarta Pusat.

Sosialisasi hasil kerjasama MPR dengan Yayasan Indonesia Sehat Sejahtera, itu berlangsung di aula Masjid An Nizhom, Komplek perkantoran rawa kerbau, jl. Rawa sari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (4/3).

Ikut hadir pada acara tersebut Ketua Yayasan Indonesia Cerdas sejahtera Fernando.

Pada kesempatan itu, Hidayat juga menyampaikan, sejak dulu banyak ulama yang ikut berjuang mempertahankan NKRI.

Salah satu peristiwa yang tidak bisa dilupakan terjadi ketika sila pertama Pancasila diprotes oleh perwakilan Indonesia Timur yang mengancam akan keluar dari NKRI, jika Piagam Jakarta tidak diubah.

"Mendapat laporan seperti itu, Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo dan Tengku Muhammad Hasan segera berembuk.

Hasilnya, mereka mau menghapus tujuh kata pada piagam Jakarta, dan menggantinya menjadi bunyi Pancasila seperti yang kita temui sekarang. Semua itu dilakukan demi menjaga keutuhan NKRI yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945", kata Hidayat menambahkan.

Kisah-kisah seperti itu, kata Hidayat harus disampaikan dan dimengerti oleh generasi muda, agar menimbulkan nasionalisme dan rasa cinta terhadap bangsa dan negara. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR: Semua Pihak Harus Menjaga dan Merawat Kebinnekaan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI  

Terpopuler