jpnn.com, BANYUWANGI - MPR RI bekerjasama dengan Perpenas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, Jawa Timur, mengadakan Sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika).
Sosialisasi Empat Pilar melalui pagelara wayang kulit bersama dalang Ki Sigit Setiawan dengan lakon “Pandawa Sukur” dengan sinden tamu Agnes Serfozo dari Hongaria, diselenggarakan di halaman kampus Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Banyuwangi, pada Sabtu, 30 Juni 2018.
BACA JUGA: Ketua MPR Ajak Bikers Jaga Perdamaian Saat Pilkada & Pilpres
Pagelaran yang dilaksanakan di kota yang dujuluki dengan sebutan “Sunrise of Java’ ini juga menampilkan sejumlah pertunjukan antara lain Seni Barong Sapu Jagad, Musik Bambu Banyuwangen serta Lawak Gaple (Gandu dan Cemple).
Acara disaksikan oleh ratusan masyarakat dari Kota Banyuwangi dan sekitarnya serta dihadiri oleh Kepala Biro Humas MPR Siti Fuziah, Jajaran FKPD dan SKPD Kabupaten Banyuwangi, Ketua Dewan Kehormatan Perpenas 17 Agustus 1945 Sonny Tri Danaparamita, Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Drs Andang Subaharianto M.Hum, dosen, mahasiswa dan tokoh masyarakat.
BACA JUGA: Ketua MPR: Radikalisme Tumbuh Karena Alpa pada Pancasila
Kepala Biro Humas Sekjen MPR RI Siti Fauziah sebagai panitia pelaksana pagelaran dalam laporanya mengatakan, pementasan seni budaya wayang kulit ini digelar dengan maksud untuk melakukan reaktualisasi terhadap nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Siti Fauziah mengatakan, sosialisasi ini penting dalam rangka internalisasi pemahaman terhadap Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat, khususnya melalui pagelaran seni budaya tradisional dan juga sebagai salah satu bentuk apresiasi sekaligus langkah konkret dan nyata MPR RI dalam upaya melestarikan warisan budaya tradisional, khususnya wayang kulit, yang telah menjadi ciri, jati diri dan kekayaan intelektual bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Ahmad Muzani Bersyukur Karena Pilkada 2018 Berjalan Damai
Sosialisasi melalui seni budaya merupakan salah satu dari berbagai metode yang sudah dilaksanakan. Sosialisasi Empat Pilar sudah dilakukan dengan berbagai metode, seperti ToT, FGD, LCC, outbound, seminar, dan diskusi.
"Tidak hanya wayang, budaya nusantara sangat variatif. Saat kita melakukan sosialisasi melalui metode ini akan disesuaikan dengan budaya masing-masing daerah," jelasnya.
Yang terpenting, lanjut Siti, pesan-pesan Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) dapat tersampaikan ke masyarakat melalui pagelaran seni budaya. Selain itu, MPR terus memperbaiki metode sosialisasi sehingga tidak hanya pengetahuan tapi juga direalisasikan pada perilaku.
Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Andang Subaharianto dalam sambutannya mengungkapkan, Empat Pilar MPR RI harus kita jaga untuk mempertahankan NKRI dan pagelaran Wayang Kulit Semalam ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan Pagelaran Budaya Nusantara.
Dia juga mengucapkan terimakasih kepada MPR yang telah melaksanakan "Sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui Pagelaran Wayang Kulit ini di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, serta mengajak para mahasiswa dan para alumni untuk berpartisipasi dengan harapan bisa melestarikan budaya melalui wayang," menutup sambutannya.
Tepat pukul 21.00 WIB pagelaran wayang segera dimulai dengan ditandai penyerahkan tokoh wayang oleh Andang Subaharianto didampingi Siti Fuziah kepada dalang Ki Sigit Setiawan dengan lakon “Pandawa Syukur” yang mengisahkan rasa syukur kepada yang Maha Kuasa atas keberhasilan Pandawa Lima berhasil memakmurkan kerajaan Amarta dengan adil dan bijaksana. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zulkifli Hasan: Perlu Melindungi Produk Lokal
Redaktur : Tim Redaksi