jpnn.com, PARIS - Perjalanan hidup Tiana Echegaray tak bisa ditebak. Sampai 2019, perempuan berusia 30 tahun itu masih menjadi pekerja kantoran.
Namun, hanya dalam waktu lima tahun sejak resign dari kantornya, mantan pekerja di sebuah perusahaan label musik itu kini tampil di panggung Olimpiade Paris 2024 mewakili Australia.
BACA JUGA: Ini Kontestan 8 Besar Sepak Bola Putra Olimpiade Paris 2024
Tiana mendapat tiket ke ibu kota Prancis setelah kemenangannya di Pacific Games.
Pada awalnya, Tiana mendalami dunia tinju hanya untuk menjaga kebugaran dan mencari suasana baru.
BACA JUGA: Emas Simone Biles cum suis Belum Cukup Membuat AS Pimpin Perolehan Medali Paris 2024
"Saya hanya melakukan pekerjaan biasa-biasa saja dari jam 9 pagi hingga 5 sore, dan itu terasa sangat tidak berarti."
BACA JUGA: Olimpiade Paris 2024: Israel Tersungkur di Hadapan Jepang
"Saya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda 360 derajat dalam hidup saya. Saya mulai bertinju untuk kebugaran dan rasanya menyenangkan terus bergerak," ucap Tiana.
Keputusannya banting setir ke dunia tinju membuatnya bertemu banyak sosok yang menginspirasi.
Tiana pun makin terlecut untuk berbuat banyak melalui tinju, termasuk mengharumkan nama bangsa.
"Saya bertemu beberapa orang di dunia tinju, terutama wanita, yang terlihat sangat keren. Saya hanya menonton mereka dan saya berpikir, jelas ada lebih banyak hal dalam olahraga ini," sambungnya.
Perjalanan Tiana di Olimpiade Paris 2024 memang singkat. Dirinya tersingkir setelah kalah melawan petinju Turki, Hatice Akbas.
Meski waktunya di Paris tak lama, Tiana tetap bangga karena bisa melangkah sejauh ini dalam waktu yang relatif singkat.
"Setiap kali saya melawan seseorang yang sangat terampil seperti itu, saya menyadari bahwa masih banyak hal yang harus dipelajari."
"Saya sangat bangga pada diri yang berhasil mencapai sejauh ini, mewakili keluarga saya, pelatih, sasana, itu adalah hal yang sangat penting bagi saya," sambungnya.
Perjalanan Tiana untuk tampil di Olimpiade Paris 2024 terbilang singkat. Pertarungan pertamanya bahkan baru terjadi 2021 lalu.(reuters/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib