Sosok Wakapolres Labuhanbatu di Mata Keluarga dan Warga

Senin, 23 April 2018 – 23:45 WIB
Saat jenazah Kompol Andi Chandra tiba di rumah duka, Minggu (22/4/2018). Foto : Suyadi/Metro Siantar/JPG

jpnn.com, SIMALUNGUN - Kepergian Kompol Andi Chandra untuk selamanya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga Wakapolres Labuhanbatu itu.

Perwira polisi yang dikenal baik itu tewas dalam insiden tenggelamnya speedboat rombongan Polres Labuhanbatu di antara perairan Tanjung Sarang Elang, Kecamatan Panai Hulu, dan Labuhanbilik, Kecamatan Panai Tengah sekitar pukul 15.30 WIB.

BACA JUGA: Polri Jamin Kebutuhan Hidup Keluarga Wakapolres Labuhanbatu

Di rumah duka di Huta III Nagori Bandar Malela, Kecamatan Gunung Maligas, Simalungun, warga dan kerabat silih berganti mendatangi rumah duka dengan diiringi isak tangis almarhum, Minggu (22/4/2018).

Teriakan Sumarni, Ibunda almarhum terdengar lirih begitu menyambut jenazah anaknya. “Andi, mamak di sini…! Ini mamak Ndi….!” ujarnya yang membuat keluarga, warga juga tak kuasa menahan tangis.

BACA JUGA: Perahu Cinta Jadi Lagu Terakhir Wakapolres Labuhanbatu

Rombongan Jenazah tiba pada Minggu (22/4/2018) sekira pukul 18.45 WIB, langsung dipimpin Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang SIK dan disambut pihak keluarga dan sejumlah perwira menengah Polres Simalungun dan langsung membawanya kedalam kediaman rumah orang tua Almarhum Kompl Andi Candra.

Ratusan personel kepolisian baik dari Polres Simalungun dan Polres lainnya yang sebagian sudah datang di rumah duka, juga tampak sudah memenuhi halaman rumah duka. Selain itu juga, tampak para perwira dari TNI AD dan anggota juga tampak hadir di halaman rumah duka.

BACA JUGA: Sosok Wakapolres Labuhanbatu Dikenal Sebagai Senior Teladan

Saat disambangi awak media di rumah duka, Sumarmi (59) Ibu kandung Kompol Andi Chandra tak kuasa menahan air mata saat menceritakan detik-detik sebelum mendapat kabar anaknya meninggal dunia. Suaranya parau dan tersedu-sedu di rumah duka, Kecamatan Gunung Maligas.

Sumarni mengisahkan bahwa tidak ada firasat apa pun bahwa akan kehilangan anak pertamanya dari empat bersaudara. Katanya, suara Andi Chandra yang terakhir kalinya, sempat didengarnya sebelum meninggal dunia lewat telepon.

“Enggak ada firasat apa-apa sama sekali. Terakhir kali sedetik sebelum kejadian itu kami telponan. Cuma karena ada hujan dan petir makanya dimatikan lah, ya udah lah gitu dulu, katanya. Telponnya takut nyambar. Gak berselang lama, dapat kabar kapalnya karam usai pulang dari acara itu,” kata istri Sajip ini.

“Enggak percaya kali saya dapat kabarnya, saya bilang pun kalau kami baru teleponan. Langsung gak sanggup lagi saya dengarnya. Dalam perbincangan terakhir Sumarni sempat menanyakan kepastian kapan Andi Chandra akan kembali pulang. Menjelang lebaran, Sumarni sempat tanyakan apa tahun ini akan lebaran bersama seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Pas telponan, biasa kan lebaran selalu pulang rayakan bersama. Saya tanya tahun ini pulang apa gak? Terus dia bilang belum tahu Mak,” ungkap Sumarni sambil menyeka tetes air mata.

Sumarni mengisahkan bahwa anak sulungnya ini adalah tulang punggung utama dalam keluarga. Andi sosok yang baik dan peduli keluarga, tetangga. Kesehariannya Andi dikenal imam keluarga yang saleh, disiplin ibadah salat lima waktu, dan hidup sehat tanpa rokok.

“Anaknya ini saleh kali orangnya, salatnya rajin, enggak pernah merokok. Dia lah tukang punggung keluarga kami. Harapan kami kesalahan dia dimaafkan, kepada negeri kami ucapkan terima kasih telah mendidik anak kami, kepada pimpinannya kami berharap keluarga kami tetap diperhatikan dan dipedulikan,” pungkasnya.

Salah seorang warga sekitar, Sardi menceritakan bahwa sosok Andi Chandra adalah pemuda kebanggaan di kampungnya. Sejak kecil hingga SMP Andi yang besar di kampung, dikenal sebagai pemuda pendiam dan ramah.

“Almarhum hingga SMP di kampung, setelah tamat dia disekolahkan negara jadi Polisi karena berprestasi. Anaknya ini pendiam, baik kali pun sama orang-orang sini. Kalau enggak salah dulu Buk Megawati yang melantik dia,” kata Sardi.

Irawadi pemuda sepermainan Andi Chandra, yang berusia dua tahun lebih muda di bawah Andi bercerita kalau belum lama ini Andi sempat pulang kampung sebelum menjabat Wakapolres Labuhanbatu.

”Sering dia itu balik kampung. Ya kalau sama kami dia itu enggak mau dipanggil lebih tua karena polisi. Baik kali lah orangnya ini. Biasa pun mau dia itu jaga-jaga kedai, pakai celana pendek. Enggak pernah buat masalah, dan ramah sama kami semua. Dia ninggalkan dua anak, sepasang cewek sama cowok, yang paling besar cewek masih SD. Istrinya Polwan,” bebernya.

Wakapolres Simalungun Kompol Hendra Eko Triyulianto SIK MH saat ditemui dilokasi rumah duka, mengatakan,

“Beliau Abang letting saya, beliau Tamat 2003, saya 2004. Beliau itu baik sekali orangnya dan ramah. Kami memang jarang ketemu dan kalaupun bertemu ketika ada rapat di Polda Sumut,” kenang Hendra, yang sebentar lagi juga harus berpindah tugas ke Direskrimum Polda Sumut.

“Selain ramah, almarhum ini sama adik-adik lettingnya ramah dan sangat pendidik buat kami. Nasehat dan arahan beliau buat kami yang masih dibawah lettingnya membuat kami dalam bertugas mendapat dukungan dari beliau,” tambah AKP Hendri Nupia Dinka SH SIK yang sedang berdampingan dengan Wakapolres Simalungun.

Labuh lanjut, menurut keterangan dari Kasat Intelkam Polres Simalungun AKP R Sihotang mengatakan bahwa rencananya malam ini juga jenazah almarhum Kompol Andi Candra akan dikebumikan dengan prosesi parade kepolisian dan akan dikebumikan di Pemakaman Umum yang ada kampung kelahiran putra terbaik dari Kabupaten Simalungun. (adi/ms/ma/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Speedboat Tenggelam, Wakapolres Labuhanbatu Ditemukan Tewas


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler