Sowan ke Nyai Sinta Nuriyah, Ganjar Kenang Sosok Gus Dur

Minggu, 13 Agustus 2023 – 21:13 WIB
Bakal Capres 2024 dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo sowan ke istri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah di Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (13/8). Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bakal Capres 2024 dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo sowan ke istri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah di Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (13/8).

Ganjar saat pertemuan dengan Sinta mengaku menjadikan sosok Gus Dur sebagai inspirasi dalam bernegara.

BACA JUGA: Sinta Nuriyah Tumpahkan Kerinduan pada Gus Dur di Disrupto 2019

"Terkait hukum, seperti diceritakan Gus Dur dalam tulisannya, hukum positif yang berlaku di Indonesia telah mengakomodasi aspek penting dalam hukum Islam atau syariat di dalamnya, yaitu ketahanan (deterrence)," kata Ganjar.

Menurutnya, hukum positif ke depan perlu adil dan bisa ditegakkan tanpa pandang bulu seperti yang dicita-citakan Gus Dur dan Wahid Hasyim.

BACA JUGA: PAN dan Golkar Merapat ke Gerindra, Sahabat Ganjar: Kami Tak Gentar

"Bukan tumpul ke bawah dan tajam ke atas, kemudian menjadi kunci keberhasilan negara atas rakyatnya. Dalam hal ini, adalah mewujudkan baldatun thoyibatun wa rabun ghofur," lanjutnya.

Ganjar juga mengaku belajar dari Gus Dur dan Wahid Hasyim untuk menerima Pancasila sebagai azas tunggal.

BACA JUGA: Kecintaan Warga Semarang Sangat Tinggi, Ganjar Sampai Kewalahan Terima Bunga

"Dengan begitu, kata Gus Dur, perjuangan-perjuangan memakmurkan dan memajukan Indonesia seperti amanat dalam lima sila Pancasila bisa diwujudkan. Khususnya terkait mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah itu juga mengaku sempat tidak memahami maqashidu syar’iah atau maksud-maksud hukum Islam. 

Namun, melalui tulisan dan pemikiran Gus Dur, dia dapat mengetahui hal itu.

"Bahwa di dalamnya ada unsur hifzul mal (menjaga harta), hifzul nafs (menjaga jiwa), hifzul din (menjaga agama), hifzul aql (menjaga akal), dan hifzul nasl (menjaga keturunan)," kata Ketua Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) itu.

"Semua unsur itu seperti diungkapkan Gus Dur yang menjadi dasar ulama-ulama NU, termasuk Kiai Wahid Hasyim untuk kemudian memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebab, semua hal tersebut mustahil terwujud di bawah penjajahan," ujarnya.

Tak hanya itu Ganjar kepada Sinta juga mengaku bangga jika disebut sebagai santri dari Gus Dur karena gagasan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu sesuai untuk bangsa.

"Sejak lama, kalau ada orang tanya, saya sering dengan bangga mengaku sebagai santri Gus Dur, karena saya merasa gagasan Gus Dur memang tepat untuk bangsa ini dan saya jadikan landasan dalam mengemban setiap jabatan politik yang diamanahkan kepada saya, bahkan makin kemari seluruh gagasan Gus Dur makin relevan," jelasnya. 

Dia juga menyinggung tentang masalah intoleransi yang belakangan terjadi di Indonesia yang bisa selesai dengan menggunakan pendekatan gagasan Gus Dur.

Ganjar menyebutkan saat ini Indonesia sedang menghadapi ancaman ketidakpastian keamanan global dan Gus Dur selama menjadi presiden juga telah mengajarkan cara untuk menjadikan Indonesia pemain penting di dunia.

"Kunjungan-kunjungan Gus Dur ke luar negeri, ke berbagai negara, telah membuat kepala Indonesia kembali tegak setelah terpuruk akibat krisis moneter," tutur Ganjar.

Ganjar kemudian mengatakan kedatangan ke kediaman Sinta Nuriyah sebagai bentuk sowan dari santri kepada istri dari ulama yang dikagumi.

"Oleh karena itu, kedatangan saya hari ini tak lain adalah sebagai santri yang sowan kepada bu nyainya. Dengan harapan bisa mendapat doa, dukungan dan ijazah, sehingga perjuangan saya sebagai santri yang alhamdulillah dipercaya menjadi bakal calon presiden, bisa tetap selaras dengan gagasan-gagasan Gus Dur. Bisa ma’tsur atau nyambung sanadnya," ujar dia.

Ganjar menyebutkan dirinya percaya jika bernegara pun perlu sanad yang baik.

"Dan, bersanad ke Gus Dur tentu bagian dari jalur terbaik. Bahkan, bukan hanya dalam taraf bernegara, begitupun dalam beragama," lanjut Ganjar.

Tak berhenti di situ, dalam pembicaraan dengan Sinta, Ganjar juga berbicara tentang pernikahan dengan Atikoh yang diketahui berstatus anak dari Kiai Hisyam Kalijaran.

Dia menerima pesan dari sang mertua saat hendak menikahi Atikoh agar bisa membangun rumah tangga meneladani keluarga Kiai Wahid Hasyim.

"Saya tanya alasannya, kenapa harus keluarga Wahid? Jawaban mertua saya singkat saja. Keluarga Wahid itu suksesnya dua. Sukses dunia dan akhirat," kata dia menirukan pembicaraan dengan sang mertua.

Saat bersilaturahmi itu dia mengaku pengin mendapatkan rahasia kesuksesan keluarga Wahid itu.

Ganjar kepada Sinta juga tidak lupa meminta restu agar perjuangan memajukan dan menyejahterakan Indonesia diperlancar.

"Berbekal restu dan dukungan dari Bu Nyai Shinta, saya yakin perjuangan untuk kemajuan Indonesia yang sedang kami ikhtiarkan bersama akan semakin mudah dan berkah," pungkas Ganjar.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler