Spam dan Software Bajakan Ancaman Kejahatan Cyber

Jumat, 07 Maret 2014 – 13:47 WIB

jpnn.com - JAKARTA - David Finn, Executive Director and Associate General Counsel of the Microsoft Digital Crimes Unit mengatakan Spam dan software bajakan harus diwaspadai sebagai ancaman penyebaran malware, botnets dan kejahatan terorganisir dalam kejahatan cyber.

Dikatakan, kejahatan terorganisir menciptakan botnets dengan menggunakan spam, software bajakan dan rantai suplai yang tidak aman. Botnet tunggal dapat menyebabkan kejahatan cyber untuk melakukan puluhan miliar tindakan ilegal pada satu hari saja.

BACA JUGA: Pria India Tumbangkan Rekor Mengetik dengan Hidung

"Tindakan kriminal tersebut termasuk mengirim spam, melakukan serangan distributed denial of service (DDoS) dan menginfeksi komputer lain dengan malware," kata David Finn dalam Microsoft round table discussion bertema "Era Kejahatan Dunia Cyber", di Jakarta, Kamis (6/3).

Dalam studi tahun 2013, IDC mengestimasi jika konsumen akan menghabiskan sekitar US$22 miliar dan 1,5 miliar jam untuk berurusan dengan masalah keamanan dari software bajakan untuk setahun itu saja. Software bajakan merupakan sumber kunci dari malware.

BACA JUGA: Pengetahuan Warga AS soal Teknologi Masih Payah

Para pelaku kejahatan menyukai software bajakan karena menguntungkan dan menyebarkan malware. Satu dari tiga komputer yang terinstall software bajakan akan terinfeksi malware.

Nah, di Indonesia, 59 persen dari komputer baru yang terjual dengan diinstal software bajakan terinfeksi oleh malware menurut studi yang dilakukan Microsoft pada bulan Februari 2013. Studi tersebut juga mengungkap bahwa 100 persen sampel DVD bajakan dari Indonesia terinfeksi malware.

BACA JUGA: Flappy Bird Palsu Serbu Aplikasi Apple

"Tidak ada keraguan bahwa penyebaran malware sebagian disebabkan oleh penggunaan software bajakan. Di Indonesia pembajakan pada dunia usaha dan konsumen masih menjadi masalah besar, ini mungkin menjadi alasan penyebaran cepat dari malware dan serangan cyber," jelas Finn.

Karena itu, katanya, Microsoft berkomitmen untuk melindungi keamanan konsumen dari mengunduh atau membeli software bukan asli yang mengekspos korban kepada spyware, malware dan virus yang dapat menyebabkan pencurian identitas, kehilangan data, dan kegagalan sistem.

Hal menurutnya ini juga penting bagi bisnis dan konsumen di Indonesia untuk mengenali risiko ini dan memastikan mereka meninjau sistem TI dan penggunaan software mereka untuk memastikan mereka memiliki semua perlindungan online yang diperlukan.

"Konsumen Indonesia harus memastikan software yang digunakan asli dan diperbarui secara berkala," tandasnya.(fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejahatan Cyber Makan 12 Korban per Detik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler