MADRID – Skema penghematan anggaran yang selama ini dicanangkan Uni Eropa (UE) ternyata gagal menyelamatkan Spanyol dari krisis finansial. Buktinya, negara yang terletak di Semenanjung Iberia itu terpuruk kian parah. Bahkan, kemarin (9/6) Dana Moneter Internasional (IMF) menilai bahwa kondisi sektor perbankan Spanyol sangat parah.
Menurut IMF, perbankan Spanyol membutuhkan dana talangan (bailout) EUR 40 miliar (sekitar Rp 470 triliun) agar bertahan. Jika tak segera mendapat suntikan, ekonomi Spanyol akan makin tenggelam dan terseret ke dalam jurang krisis yang lebih luas. ’’Saat ini hanya tersisa dua bank yang masih solid di Spanyol, yakni BBVA dan Banco Santander,’’ terang jubir IMF.
Jika tak mendapat dana segar, perbankan Spanyol akan bangkrut. Hal ini akan menyeret sektor-sektor perekonomian lain ke dalam keterpurukan. ’’Sangat penting bagi kita semua untuk membahas strategi jelas demi menghentikan krisis finansial di Spanyol,’’ ujar Ceyla Pazarbasioglu, wakil direktur Departemen Pasar Saham dan Moneter IMF.
Dia akan menginvestigasi seluruh bank di Spanyol dan memastikan bahwa mekanisme pencegahan krisis bisa berjalan maksimal. Rencananya, Pazarbasioglu akan merilis hasil investigasi singkatnya pada Senin besok (11/6).
Tapi, sepertinya, Spanyol tak akan bisa menunggu sampai pekan depan. Kemarin Perdana Menteri (PM) Mariano Rajoy dan pemerintahannya menganalisis laporan IMF tersebut. Akhir pekan ini, Spanyol disebut-sebut bakal minta bantuan langsung dari UE.
Namun, jubir pemerintahan menyatakan bahwa pihaknya akan menunggu IMF dalam menuntaskan investigasinya. Apalagi, selain IMF, ada dua lembaga independen lain yang mengaudit sektor perbankan Spanyol. ’’Kami menyambut baik laporan IMF. Tapi, kami akan menunggu sampai dua audit berakhir pada 21 Juni nanti sebelum mengambil langkah lanjutan,’’ terangnya.
Selama ini, sesuai skema penghematan UE, bank-bank Spanyol bergantung pada dana likuiditas jangka pendek dari Bank Sentral Eropa (ECB). Sayangnya, mekanisme itu tidak dibarengi dengan kemampuan pemerintah dalam menyediakan modal jangka panjang bagi perbankan. Pada Jumat lalu, lembaga pemeringkat Moody’s menyatakan bahwa rating kredit Spanyol terpaksa akan diturunkan.
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama telah mengimbau para pemimpin di Eropa supaya segera menyikapi krisis finansial di negeri mereka. Sebab, jika perekonomian zona euro terus melemah, maka perekonomian Negeri Paman Sam juga terancam. ’’Tapi, saya yakin para pemimpin UE pun memahami bahwa krisis ini sangat serius,’’ ujarnya.
Jika Spanyol gagal mengatasi masalah pada sektor perbankannya, dampak krisis akan meluas ke negara-negara lain. Termasuk, Yunani dan Portugal.
Kemarin politikus Yunani mereaksi laporan IMF soal kondisi Spanyol itu. Alexis Tsipras, politikus dari Partai Syriza, menyebut Spanyol sebagai contoh kegagalan skema penghematan anggaran di Eropa.
’’Apa yang menimpa Spanyol menjadi bukti nyata bahwa mekanisme untuk mengatasi krisis pan-Eropa tidak efektif,’’ papar pria 37 tahun tersebut.
Jerman justru mendesak agar Spanyol segera minta bantuan UE. Menurut Direktur Bank Sentral Jerman Jens Weidmann, dana talangan sebagai tindak lanjut mekanisme penghematan memang sudah disiapkan. (AP/AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Nuklir, Jepang Tak Berdaya
Redaktur : Tim Redaksi