Spanyol Terus Dikepung Sampah

Jumat, 15 November 2013 – 02:20 WIB

jpnn.com - MADRID - Ruas-ruas jalan dan taman-taman di Kota Madrid, Spanyol, tidak lagi indah sepekan terakhir. Itu terjadi karena para petugas kebersihan mogok kerja. Alih-alih menyapu jalan atau membersihkan sampah, mereka malah bergerombol dan berunjuk rasa. Akibatnya, sampah menumpuk di jalanan dan taman-taman ibu kota.

Aksi mogok kerja itu bermula Selasa pekan lalu (5/11). Untuk menandai aksi masal tersebut, ratusan penyapu jalan dan petugas pengumpul sampah berkumpul di Puerta del Sol Plaza pada Senin malam (4/11). Mereka membuat api unggun dan menyalakan petasan. Sejak Selasa dini hari hingga Rabu (13/11), mereka masih mogok kerja. Sudut-sudut jalan dan taman-taman di Madrid pun berhias gundukan sampah.

BACA JUGA: Topan Haiyan Ancam Perekonomian Filiphina

Para petugas kebersihan itu menuntut empat kontraktor, rekanan pemerintah kota, membatalkan rencana untuk memangkas jumlah penyapu jalan dan pengumpul sampah. Sebab, jumlah yang bakal dipangkas tidak tanggung-tanggung, yakni 1.144 orang. Artinya, akan ada lebih dari 1.000 orang yang kehilangan pekerjaan. Tidak sepakat dengan skenario itu, serikat buruh pun lantas menggagas aksi mogok kerja.

Saat ini pemerintah kota memiliki sekitar 6.000 petugas kebersihan yang bertanggung jawab membersihkan jalan-jalan kota dan seluruh taman di Madrid. Mereka dipekerjakan empat kontraktor. Kesulitan ekonomi memaksa rekanan pemerintah itu mengurangi jumlah petugas kebersihan. Tapi, serikat buruh menentang keras kebijakan yang merugikan kaumnya tersebut.

BACA JUGA: Dikira Punah, Unicorn Asia terlihat di Vietnam

"Jumlah petugas kebersihan sudah jauh berkurang dibanding 2008. Rata-rata gaji penyapu jalan pun tidak besar, sekitar 1.000 euro (sekitar Rp 15 juta) per bulan," protes Moises Torres, jubir General Union of Workers. Tawaran kontraktor untuk mengurangi jam kerja dan berbagi sif tanpa mengurangi jumlah pekerja juga tidak direspons baik serikat pekerja.

Sepekan tanpa sentuhan petugas kebersihan, wajah cantik Madrid pun berubah. Tidak sekadar kotor karena sampah-sampah yang berserakan, kota terbesar Spanyol itu pun menjadi beraroma tidak sedap.

BACA JUGA: Berlian Pink Star Laku Rp962 Miliar

"Kunjungan ke toko kami jauh berkurang. Selain berdampak besar pada sektor pariwisata, sampah-sampah ini mengancam kesehatan kami," protes Maria Matilla, pramuniaga toko lilin Fuencarral.

Publik yang geram dengan perselisihan petugas kebersihan dan pemerintah kota pun lantas membuat petisi online. Mereka menuntut kedua belah pihak segera menuntaskan masalah tersebut.

"Sampah menggerogoti kita hidup-hidup. Jika tidak segera ada solusi, militer harus turun tangan dan membersihkan Madrid," tulis petisi yang sudah mendapatkan dukungan 16.000 tanda tangan itu. (AP/Wall Street Journal/hep/c17/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Gendut Dilarang Naik Pesawat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler