SELAIN menjadi musisi, Houston memang getol bermain film. Proyek film terbarunya, Sparkle, siap tayang pada pertengahan tahun ini.
Meredupnya karir Whitney Houston karena narkoba membuatnya seakan "hilang" dari peredaran. Kali terakhir dia merilis album pada 2009 dengan judul I Look to You. Respons kritikus terhadap album tersebut sebenarnya cukup lumayan. Situs kritik Metacritic memberikan nilai 66 dari 100.
Album I Look to You mendapat banyak pujian karena pemilihan lagu dan cara Houston mepresentasikannya dengan gaya yang berbeda. Karakter suaranya berubah menjadi lebih berat dan serak. Rilisan ketujuh itu juga memulai debut mengesankan di U.S. Billboard 200 dengan terjual 305 ribu kopi dalam minggu pertama. Pada 1 Desember 2009, rilisan itu mendapat sertifikat platinum dari Recording Industry Association of America (RIAA) karena sudah terjual sejuta kopi.
Rintisan momen kebangkitan Houston dilanjutkan dengan proyek film Sparkle. Dalam film tersebut, pemeran Rachel Marron dalam film The Bodyguard itu menempati posisi produser sekaligus pemain.
Sparkle merupakan remake dari film berjudul sama pada 1976 yang terinspirasi grup vokal cewek, The Supremes. Secara garis besar, versi orisinal film tersebut berkisah tentang perjalanan karir tiga penyanyi dari Harlem pada akhir 1950-an. Sedangkan remake-nya mengambil tempat di Detroit, Michigan, pada era 1960, ketika Motown sedang berada dalam puncak kejayaan.
Sederet nama beken membintangi Sparkle. Mulai Jordin Sparks, Cee Lo Green, Derek Luke, Whitney Houston, Mike Epps, Carmen Ejogo, Tika Sumpter, hingga Omari Hardwick. Sementara itu, penyanyi pop/R&B R. Kelly bakal mengatur scoring musik. Untuk versi 1976, musiknya dirancang Curtis Mayfield. Bahkan, salah satu single-nya, Something He Can Feel, sukses dinyanyikan nenek Houston, Aretha Franklin, pada 1976.
Film itu mulai syuting pada 10 Oktober 2011. Saat ini Sparkle telah selesai diproduksi. Rencananya, film tersebut mulai premier 17 Agustus 2012. Untuk Houston, Sparkle akan menjadi film keempat. Sayang, proyek itu juga menjadi film terakhirnya. Penyanyi berusia 48 tahun tersebut tidak akan bisa menikmati momen keemasannya kembali. Terutama kalau Sparkle menuai sukses besar di pasaran.
Momen yang dialami Houston itu mirip dengan nasib Michael Jackson. Penyanyi yang juga akrab disapa MJ tersebut tidak bisa menikmati hasil kerja kerasnya di film This Is It. The King of Pop telanjur meninggal pada 25 Juni 2009, sekitar empat bulan sebelum film itu rilis pada 28 Oktober 2009.
This Is It yang berbujet USD 60 juta (sekitar Rp 538,8 miliar) tersebut mendapat pemasukan hingga USD 261,1 (sekitar Rp 2,3 triliun). Sementara itu, Sparkle "hanya" menghabiskan dana USD 17 juta (sekitar Rp 152,6 miilar). Meninggalnya Houston berpotensi membuat Sparkle meledak. Kasus serupa terbukti pada MJ dengan This Is It dan kematian Heath Ledger yang membuat The Dark Knight (2008) meledak. (kkn/c7/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesta Dua Malam, Sempoyongan
Redaktur : Tim Redaksi