Spurs Ingin Jalur Cepat

Bukukan Rekor Kemenangan Terpanjang

Kamis, 31 Mei 2012 – 15:45 WIB
SAN ANTONIO - Final wilayah barat NBA baru berjalan dua game. Namun, siapa yang akan lolos ke babak grand final belum-belum sudah begitu jelas terlihat, San Antonio Spurs.

Tidak semata unggul 2-0 atas Oklahoma City Thunder setelah kemenangan 120-111 di AT&T Center, San Antonio, Texas, kemarin WIB (30/5). Bagaimana Spurs memecundangi pasukan muda Thunder menunjukkan betapa hebatnya mereka. Thunder yang sebelumnya begitu perkasa saat menyingkirkan juara LA Lakers di semifinal wilayah, tampak seperti anak ingusan yang tidak bisa apa-apa dihadapan Spurs. 

Pada game pertama Thunder yang unggul sampai kuarter keempat diberi "pelajaran" untuk merebut kemenangan di detik-detik akhir pertandingan. Pada game kedua kemarin, Spurs "mengajarkan" pada Kevin Durant dkk bagaimana untuk mengacak-acak pertahanan lawan. Untuk diketahui, memasukkan 120 poin adalah salah satu catatan produktivitas tertinggi di playoff musim ini.

Spurs memang masih butuh dua kemenangan lagi untuk memastikan tiket ke babak grand final. Namun, melihat bagaimana mereka menekuk Thunder dalam dua pertandingan terakhir plus home-court advantage yang mereka miliki, sepertinya Spurs akan melangkah mulus ke babak puncak. Bahkan, bisa jadi mereka menempuh jalur cepat seperti saat melalui ronde pertama dan kedua masing-masing dengan kemenangan 4-0.

Kemenangan kemarin membuat rekor Spurs sepanjang playoff musim ini menjadi 10-0. Rekor lain yang tidak kalah hebat, dua puluh kemenangan beruntun yang dibukukan Tim Duncan dkk adalah yang terpanjang gabungan musim reguler dan playoff. Spurs memecahkan rekor Los Angeles Lakers (19 kemenangan) saat musim 2000-2001.

Point guard Tony Parker menjadi bintang kemenangan Spurs kemarin dengan 34 poin dan delapan assist. Itu merupakan raihan angka terbanyak kedua Parker sepanjang karirnya di playoff. Rekor tertinggi pemain asal Prancis itu adalah 43 poin saat melawan Dallas Mavericks pada 2009.

Guard Manu Ginobili kembali melanjutkan permainan efektifnya dengan torehan 20 poin dalam 25 menit. Dia menjadi solusi paling mujarab saat mesin poin utama Tim Duncan macet dengan cuma menyumbangkan 11 poin.

"Ini jelas salah satu malam terbaik. Saya merasakan ritme yang bagus sejak awal. Saya membuat tembakan jarak jauh dan berusaha untuk agresif. Ini berbeda dari game pertama. Saat itu, kami sedikit tergesa-gesa," ujar Parker kepada Associated Press.

Berbeda dari game sebelumnya, pada laga kedua Spurs bermain lebih rileks dan sangat nyaman. Agaknya, head coach Gregg Popovich sudah paham bahwa untuk menghentikan barisan superstar muda Thunder, para pemainnya harus lebih banyak bermain fisik.

Memang, trio maut Thunder Kevin Durant, James Harden, dan Russell Westbrook masih sangat produktif dengan sumbangan 31, 30, dan 27 poin. Hebat dalam offense, namun Thunder melupakan defense. Hal itu membuat Tony Parker dkk leluasa mengacak-acak pertahanan Thunder hingga unggul 18 poin di awal kuarter empat.

Pelatih Thunder Scott Brooks melakukan perubahan dengan memaksimalkan peran pemain spesialis defense Serge Ibaka pada kuarter empat. Hasilnya terlihat saat Thunder berhasil memangkas defisit poin menjadi hanya enam saja saat waktu kurang lima menit. Namun antisipasi itu sudah terlambat. Thunder akhirnya kalah dengan selisih sembilan poin 

Kondisi inilah yang membuat pasukan Thunder waswas meski game ketiga dilaksanakan di kandang mereka, Chesapeake Energy Arena Jumat WIB (1/6) mendatang.

"Kami sangat khawatir kekalahan ini akan berpengaruh pada kondisi mental kami menghadapi game ketiga. Namun, tetap saja, mindset kami tidak berubah, harus menang," ungkap point guard Russell Westbrook. (nur/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Hazard, Chelsea Bidik Hulk dan Dembele

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler