Sri Mulyani Terus Waspada, Ada Apa?

Selasa, 24 Oktober 2023 – 06:05 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus mewaspadai dampak kebijakan ekonomi dan moneter Amerika Serikat. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus mewaspadai dampak kebijakan ekonomi dan moneter Amerika Serikat.

Sebab, bisa berdampak pada aliran arus modal asing di Indonesia.

BACA JUGA: Peringatan Sri Mulyani soal Pemilu 2024, Tolong Diperhatikan!

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu menyebut dari sektor keuangan pemerintah akan pantau terus stabilitas dari sektor keuangan, perbankan, maupun pasar modal, dan juga lembaga keuangan bukan bank, termasuk pergerakan capital flow (arus modal) yang in di surat berharga maupun di saham.

"Juga out kalau sedang mengalami penarikan capital terutama merespon kebijakan di AS kita terus mewaspadai,” kata Sri Mulyani setelah pertemuan KSSK dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/10).

BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Sebut Keuangan Sehat Kunci Hadirkan Layanan Kesehatan Semakin Hebat

Sri Mulyani mengatakan saat ini memang kurs USD makin menguat dipicu kenaikan suku bunga Bank Sentral AS The Fed, penyesuaian suku bunga di Eropa dan pelemahan ekonomi China.

Hal itu membuat dinamika ekonomi global memberikan dampak ke perekonomian domestik yang harus diantisipasi pemerintah.

Salah satu bentuk antisipasinya, adalah penguatan koordinasi antara otoritas fiskal yakni Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter.

“Koordinasi antara kebijakan fiskal yaitu di bawah Kementerian Keuangan, APBN dengan kebijakan monoter di bawah Gubernur Bank Indonesia akan terus disinkronkan, diharmonisasikan, karena tantangan untuk menjaga stabilitas ekonomi,” katanya.

Namun, pemerintah tetap ingin menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran lima persen pada tahun ini meskipun tantangan dinamika ekonomi global makin tinggi.

“Kami harus saling melakukan penyesuaian, kita menggunakan dari mulai instrumen di market maupun dari sisi komunikasi kebijakan yang akan terus kita lakukan bersama antara BI dan Kementerian Keuangan. Ini akan nanti akan masih di follow up,” ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga melaporkan kepada Presiden Joko Widodo mengenai hasil Pertemuan Tahunan IMF-World Bank dan Menteri Keuangan dan Gubernur BAnk Sentral G20 di Marrakesh, Maroko.

Pada penutupan perdagangan hari ini, USD masih menunjukkan keperkasaannya. Kurs rupiah melemah sebesar 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp 15.994 per USD dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.873 per USD. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin ini turut melemah ke posisi Rp 15.943 dari sebelumnya Rp 15.856 per USD.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Sri Mulyani   Ekonomi   APBN   USD   rupiah  

Terpopuler