PALEMBANG - Persoalan dana masih menjadi permasalahan di tubuh Sriwijaya FC. Untuk itu, dalam rangka mengarungi musim 2012-2013, manajemen terus berupaya sekuat tenaga untuk mencari sumber dana dari sponsor sebanyak-banyaknya untuk menutupi operasional tim.
Dijelaskan Direktur Keuangan PT SOM, Augie Yahya Bunyamin, kalau dana yang dimaksud sebesar Rp 35 Miliar untuk satu musim. Hingga kini SFC masih kekurangan dana sekitar Rp 18 Miliar yang masih dicari solusinya. Dana yang sudah berhasil dihimpun sekitar Rp 17, 1 Miliar, dari sponsor dan bantuan pihak tertentu. Selain itu, juga berharap dari tiket masuk pertandingan serta penjualan jersey serta merchandise khusus SFC.
"Dana masih kurang untuk mengarungi kompetisi, kita terus melobi perusahaan besar untuk menutupi Rp18 Miliar tadi. Tapi saya sedih dan sakit hati kalau ada pihak yang berdemo mempertanyakan transparansi dana SFC yang berasal dari sponsor. Padahal tidak ada klub sepakbola di Indonesia yang mampu mencari dana seperti yang dilakukan SFC yang semuanya dari bantuan sponsor, ini juga merupakan salah satu prestasi kita," jelasnya.
Untuk masalah gaji pemain yang masih belum dibayar, manajemen terus berusaha keras menyelesaikannya dalam waktu cepat, seperti gaji Ponaryo Astaman dan kawan-kawan yang nunggak dua bulan. "Ini sangat kita pikirkan, untuk apa kita rekrut pemain-pemain hebat kalau tidak bisa membayar gaji. Jadi intinya, percayalah kalau pihak manajemen akan sekuat tenaga menyelesaikan masalah gaji. Untuk pelatih dan pemain, tidak usah dipikirkan masalah ini, yang harus dipikirkan ialah prestasi,"jelasnya.
Menurut Augie, kreativitas dalam mencari dana sangat dihargai. Di antaranya upaya manajer SFC Robert Heri yang menggunakan sistem bapak angkat dan anak angkat antara perusahaan atau BUMN dengan pemain SFC. (roz)
Dijelaskan Direktur Keuangan PT SOM, Augie Yahya Bunyamin, kalau dana yang dimaksud sebesar Rp 35 Miliar untuk satu musim. Hingga kini SFC masih kekurangan dana sekitar Rp 18 Miliar yang masih dicari solusinya. Dana yang sudah berhasil dihimpun sekitar Rp 17, 1 Miliar, dari sponsor dan bantuan pihak tertentu. Selain itu, juga berharap dari tiket masuk pertandingan serta penjualan jersey serta merchandise khusus SFC.
"Dana masih kurang untuk mengarungi kompetisi, kita terus melobi perusahaan besar untuk menutupi Rp18 Miliar tadi. Tapi saya sedih dan sakit hati kalau ada pihak yang berdemo mempertanyakan transparansi dana SFC yang berasal dari sponsor. Padahal tidak ada klub sepakbola di Indonesia yang mampu mencari dana seperti yang dilakukan SFC yang semuanya dari bantuan sponsor, ini juga merupakan salah satu prestasi kita," jelasnya.
Untuk masalah gaji pemain yang masih belum dibayar, manajemen terus berusaha keras menyelesaikannya dalam waktu cepat, seperti gaji Ponaryo Astaman dan kawan-kawan yang nunggak dua bulan. "Ini sangat kita pikirkan, untuk apa kita rekrut pemain-pemain hebat kalau tidak bisa membayar gaji. Jadi intinya, percayalah kalau pihak manajemen akan sekuat tenaga menyelesaikan masalah gaji. Untuk pelatih dan pemain, tidak usah dipikirkan masalah ini, yang harus dipikirkan ialah prestasi,"jelasnya.
Menurut Augie, kreativitas dalam mencari dana sangat dihargai. Di antaranya upaya manajer SFC Robert Heri yang menggunakan sistem bapak angkat dan anak angkat antara perusahaan atau BUMN dengan pemain SFC. (roz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anelka Hanya Latihan di PSG
Redaktur : Tim Redaksi