jpnn.com, JAKARTA - Pembukaan Short Shorts Film Festival (SSFF) pada Jumat (11/6) digelar dalam format hibrida yang menggabungkan pemutaran di beberapa tempat di Tokyo dan daring.
Festival film pendek terbesar di Asia itu menawarkan kesempatan untuk melihat berbagai cerita dari kehidupan di tengah pandemi, hingga perjuangan para migran.
BACA JUGA: Dibantu Tompi, Andien Buat Film Pendek Selamat Jalan Kekasihku
"Kami ingin menyampaikan masa depan hiburan dan film dengan benar-benar mengadakan festival (dan bukan hanya secara virtual), meskipun beberapa daerah masih berada dalam keadaan darurat di Jepang," kata Tetsuya Bessho, aktor sekaligus pendiri SSFF dan Asia, dikutip dari Kantor Berita Kyodo, Sabtu (12/6).
Menurutnya, ajang ini adalah satu-satunya festival film pendek internasional di Asia yang memenuhi syarat untuk menominasikan empat karya sineas untuk bersaing di Academy Awards tahun berikutnya.
BACA JUGA: Wow! Film Pendek Dian Sastro dan Reza Rahadian ini Diproduksi Menggunakan Smartphone
Perhelatan kali ini menampilkan sekitar 250 film dari sekitar 120 negara dan wilayah yang berbeda hingga 21 Juni, serta menampilkan film yang diambil menggunakan ponsel.
Lima penghargaan telah diberikan, termasuk satu untuk film berjudul "Shut Up" yang menerima Shibuya Diversity Award.
BACA JUGA: Gisel dan Gading Marten Diramal Bakal Rujuk Tahun Ini
Penghargaan ini mengakui sebuah karya untuk keragaman dan inklusi, dengan konsep seperti itu yang dipromosikan oleh lingkungan Shibuya di Tokyo.
Film berdurasi sekitar 16 menit karya sutradara Israel Noa Aharoni Maor ini menceritakan kisah seorang gadis berusia 12 tahun yang malu dan berjuang dengan Sindrom Tourette. (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh