jpnn.com - Percaya atau tidak, bulu perindu diyakini sebagai warisan leluhur masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng), bermanfaat bagi mereka yang menginginkan tiga hal.
Yakni mengikat pasangan, pelaris usaha, dan untuk menunjang pekerjaan bagi siapa saja.
BACA JUGA: Bertengkar dan Kaitannya dengan Pasangan
AZUBA, Palangka Raya
SEPINTAS sulit dipercaya. Tapi dengan keyakinan, baru bisa merasakan keajaibannya.
BACA JUGA: KHUSUS DEWASA! Ternyata Ada Delapan Jenis Orgasme
Benda warisan leluhur atau bisa dianggap pusaka ini, bentuknya sangat kecil. Mirip ranting hitam dan panjang sekitar 5 sentimeter.
Ya. Bulu perindu. Pusaka nenek moyang ini tak mudah didapatkan begitu saja. Karena, hanya orang-orang tertentu yang bisa memilikinya.
BACA JUGA: Terbukti, Menikah Jauh Lebih Bahagia
Jika beruntung, bisa bertemu dengan sang pemiliknya. Dengan memberikan mahar Rp 200 ribu, bulu perindu ajaib bisa didapatkan.
Meski sulit diterima akal sehat, ada tiga manfaat didapatkan.
Pertama, bulu perindu diyakini bisa digunakan untuk menunjang pekerjaan.
Bagi mereka yang ingin memiliki wibawa, kalangan pejabat bisa menggunakannya.
Kedua, bagi mereka yang berpisah dengan pasangannya dan ingin bersatu lagi, dipercaya bisa menggunakan minyak ini.
Ketiga, ingin laris usahannya, bisa juga menggunakan benda ini.
Kemampuannya di luar nalar membuat banyak pro dan kontra. Namun, keyakinan dan percaya Tuhan di balik segalanya, menjadi bekal utama memanfaatkan pusaka kecil ini.
Menurut pemilik bulu perindu, Hera, minyak itu bisa membuka aura perempuan.
Kebanyakan yang datang kepadanya mencari bulu perindu ini sejumlah perempuan (ladies) yang bekerja malam.
Karena diyakininya bisa menjadi seperti jimat dengan biaya lebih hemat.
“Ibu-ibu rumah tangga juga pernah memakai bulu perindu ini, sudah 24 tahun berpisah, sekarang sudah bersatu lagi. Itu karena memakai bulu perindu ini,” katanya kepada Kalteng Pos (Jawa Pos Group).
Bahkan, lanjut dia, sejumlah pejabat juga menggunakan bulu perindu ini, agar terlihat berwibawa. Benda ajaib ini juga bisa untuk pebisnis, agar bisnisnya lancar.
Meski begitu, ia menyadari, setinggi apapun upaya manusia menggunakan kemampuannya dengan benda ini, tetap kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menentukannya.
“Tidak akan terjadi apa yang diinginkan, jika tidak diyakini. Karena modal utama adalah keyakinan. Selama ini sudah banyak yang datang ke saya untuk mendapatkan ini (bulu perindu) seperti ladies dan pejabat,” katanya.
Menurut dia, bulu perindu tidak boleh dibisniskan. Jika dibisniskan tidak akan terjadi apa-apa.
Caranya, kata dia, hanya membayar mahar saja Rp 200 ribu dengan satu jarum. Karena filosofi jarum itu, agar buluh perindunya setajam jarum.
Sepengetahuan dirinya, bulu perindu ini dari burung elang yang ingin membuat sarang. Dirinya mendapatakan bulu perindu ini dari Kaltim.
Ia mengaku Kalteng juga memiliki bulu perindu asli Kalteng, tapi saat ini sudah sangat sulit untuk mendapatkannya.
“Bulu perindu ini berpasang-pasangan, makanya jika kita letakkan di dalam piring yang diisi air, lalu dipisahkan, dia akan mencari sendiri pasangannya lalu saling melingkar. Bulu perindu ini benda hidup, jadi tidak boleh sembarangan meletakkannya,” ungkap perempuan Dayak Taboyan, Barito Utara ini.
Dia menjelaskan, cara menggunakan bulu perindu ini gampang, hanya dengan dioles saja di dahi.
Tetapi, sebelumnya, bulu perindu itu harus diritualkan lebih dulu oleh suaminya. Jadi tidak boleh sembarangan menggunakan benda itu.
Perempuan berijazah S1 ini mengaku tertarik dengan benda-benda keramat sudah sejak lama.
Karena sejak kecil orangtuanya juga menyediakan benda-benda pusaka untuk mengobati orang lain, salah satunya seperti minyak buntal.
“Saya tertarik melakukan itu, karena ingin melestarikan kebudayan. Sampai-sampai saya meninggalkan pekerjaan saya sebagai dosen. Seru rasanya mengenal benda-benda yang ada di budaya kita,” katanya. (*/c3/abe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanda Anda berada pada Hubungan yang tak Sehat
Redaktur & Reporter : Soetomo