jpnn.com, PEKALONGAN - Empat dari enam orang terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan aparat Kepolisian di Kota Tuban, Jawa Timur pada Sabtu (8/4) lalu, telah berhasil di identifikasi.
Proses identifikasi dilakukan di RS Bhayangkara H S Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur.
BACA JUGA: Kronologi Politikus PKS Ditangkap di Bandara
Diketahui, dari empat orang terduga teroris yang sudah berhasil teridentifikasi, didapatkan dua nama terduga teroris yang berasal dari Kabupaten Batang, Jateng.
Dua orang tersebut yakni Adi Handoko (29 Maret 1983) dan Endar Prasetiyo (28 Juni 1985), yang merupakan warga Dukuh Limbangan Desa Rejosari Barat Rt 05 Rw 02 Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.
BACA JUGA: Pistol Teroris Tuban Macet, Pak Danramil Selamat
Sedangkan dua orang terduga teroris lainnya, yang sudah berhasil teridentifikasi ialah Satria Aditama warga Kecamatan Ngaliyan, Semarang dan Yudhistira Rostri prayogi warga Kecamatan Gemuh, Kendal.
Sementara dua orang terduga teroris yang belum berhasil teridentifikasi masih berada di RS Bhayangkara H S Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur.
BACA JUGA: Detik-detik Baku Tembak Polisi dengan Teroris Tuban
Dua orang terduga teroris asal Kabupaten Batang, Adi Handoko dan Endar Prasetiyo, diketahui merupakan sepasang adik dan kakak, yang dilahirkan dari pasangan alm Edi Sunarso dan Murini.
Adi Handoko sendiri merupakan anak pertama dari pasangan tersebut. Sedangkan Endar Prasetiyo merupakan anak nomor tiga.
Dari keterangan warga sekitar yang berhasil dihimpun menyebutkan, bahwa selama ini pergaulan mereka di masyarakat sangat tertutup.
Warga juga menyebutkan bahwa keluarga perempuan mereka memakai cadar semua.
Namun berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Rejosari Barat, Setiyarso, terduga teroris yang disebutkan bernama Adi Handoko itu sudah lama meninggal.
Setiyarso mengatakan Adi Handoko meninggal pada 12 September 2015 di RSUD Batang, karena sakit dan telah dimakamkan di TPU Desa Rejosari Barat.
“Ya, pada pukul 21.00 WIB, saya ditelepon oleh anggota Polsek setempat, yang menyebutkan bahwa ada dua warga saya yang meninggal dunia di luar kota. Untuk itu saya disuruh untuk mengecek kebenaran dari identitas yang disebutkan itu. Namun setelah saya buka berkas dari dua identitas itu, ternyata Sdr Adi Handoko sudah dinyatakan meninggal dunia. Hal tersebut berdasarkan surat kematian dari Desa Rejosari Barat no 474.3/17/Ix/2015, yang menyatakan bahwa Adi Handoko telah meninggal dunia pada hari sabtu wage tanggal 12 September 2015 di RSUD Batang karena sakit dan dimakamkan di TPU Dasa Rejosari Barat,” ujar Setiyarso, Minggu (9/4).
Untuk memastikan kebenaran dari kedua identitas tersebut, lanjut Setiyarso, pihaknya bersama Muspika setempat akan mendampingi keluarga terduga teroris untuk melakukan test DNA.
“Besok pagi (hari ini, red) rencananya kami bersama Muspika setempat akan mendampingi pihak keluarga untuk berangkat ke Surabaya, melakukan proses pengambilan DNA,” terang Kades, seperti diberitakan Radar Pekalongan (Jawa Pos Group).
Kades juga menyampaikan, bahwa dari pihak perangkat desa maupun warga Desa Rejosari Barat tidak keberatan apabila jenazah dari almarhum Endar Prasetiyo dimakamkan di TPU Desa Rejosari Barat.
Didapatkan juga keterangan dari salah seorang warga, bahwa Endar Prasetiyo berprofesi sebagai wirausaha bengkel yang berada di wilayah antara Weleri dan di Sukorojo Kendal.
Warga juga menjelaskan, bahwa Endar pulang ke rumah tidak setiap hari, namun kadang dalam waktu dua hari hingga tiga hari.
“Pada hari Jumat (31/3) lalu,Sdr Endar Prasetiyo pulang ke rumah dengan dua rekannya. Lalu, pada sekitar pukul 13.00 WIB, dia keluar bertiga dengan membawa sejenis senjata menyerupai senapan api dengan alasan mau mencari burung. Yang selanjutnya sampai saat ini dia tidak lagi nampak di Desa,” tutur salah seorang warga yang enggan disebut namanya. (ap6)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dor..Dor! Enam Penembak Anggota Polres Tuban Mati Semua
Redaktur & Reporter : Soetomo