Ssttt... Jangan Sampai Hamil Dahulu, Coba Cek di Sini

Senin, 04 Mei 2020 – 23:36 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam webinar peluncuran www.siapnikah.org, Senin (4/5). Foto: bkkbn.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkenalkan situs www.siapnikah.org. Situs itu merupakan hasil kerja bareng BKKBN dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selanjutnya, BKKBN menggandeng Rumah Perubahan yang didirikan Prof. Rhenald Kasali, PhD. Institusi yang kini dipimpin dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) itu ingin memastikan setiap pasangan yang hendak berumah tangga benar-benar siap.

BACA JUGA: Jokowi Tunjuk Bupati dari PDIP jadi Kepala BKKBN

Menurut Hasto, ada 10 dimensi kesiapan berkeluarga yang harus menjadi perhatian calon pasangan. Di antaranya adalah kesiapan usia, fisik, mental, finansial, moral, emosi, sosial, interpersonal, keterampilan hidup, dan intelektual.

"Itulah kunci terbentuknya keluarga berkualitas," ujarnya dalam webinar peluncuran www.siapnikah.org, Senin (4/5). "Termasuk belajar parenting atau pengasuhan anak.”

BACA JUGA: Tips Untuk Pasangan yang Sedang Program Hamil Saat Bulan Ramadan

Hasto menambahkan, usia siap nikah bagi laki-laki setidaknya 25 tahun, sedangkan perempuan 21 tahun. Namun, data BKKBN menunjukkan angka kehamilan dan melahirkan pada usia 15-19 tahun di Indonesia masih tinggi, yakni 36 dari 1.000 kelahiran.

"Hamil dan melahirkan di usia remaja lebih berisiko secara kesehatan maupun mental," ucap Hasto.

BACA JUGA: Gara-Gara Corona, Stok Alat Kontrasepsi di Dunia Makin Menipis

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang pernah menjadi bupati Kulonprogo itu menambahkan, satu hal yang menjadi perhatian serius BKKBN adalah risiko di masa pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19). Dengan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WfH) pada masa pandemi virus corona, bisa jadi interaksi pasangan suami istri menjadi lebih intens.

"Pantauan kami, pemakaian alat kontrasepsi turun 50 persen. Ini bahaya," jelasnya.

Oleh karena itu Hasto menyarankan agar pasangan usia subur tetap menggunakan alat kontrasepsi pada masa pandemi ini. "Jadi, kami berpesan betul, di masa pandemi ini tolong jangan hamil dahulu," ujarnya.

Sementara inisiator Rumah Perubahan Rhenald Kasali mengatakan, era digital membutuhkan kesiapan lebih bagi keluarga muda yang tengah membangun rumah tangga ataupun calon pasangan suami istri. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) itu menambahkan, digitalisasi mendorong perubahan yang cepat dan masif.

"Digitalisasi mendorong perubahan masif dan cepat di berbagai bidang, jadi kita dituntut adaptif," ujar Rhenald.

Akademikus penulis buku Disruption itu menambahkan, popularitas media sosial telah memicu banjir informasi. Sayangnya, kata Rhenald, sebagian adalah hoaks.

"Salah satu isu terbesar yang menjadi sasaran hoaks adalah kesehatan. Jadi, sangat terkait dengan keluarga," katanya.(ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler