Sstt...Ternyata Ini Resep BRI 'Selamat' selama Pandemi

Selasa, 24 Agustus 2021 – 14:09 WIB
Direktur BRI Sunarso membeberkan strategi bertahan di tengah pandemi. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso membeberkan resep perbankan pelat merah itu 'selamat' saat pandemi Covid-19.

Dia menyebut transformasi digital dan budaya menjadi penyelamat BRI pada masa pandemi.

BACA JUGA: BRI Ingin UMKM di Jawa Timur Tembus Pasar Dunia

"Terus mengusung program transformasi ini, BRI sebagai salah satu BUMN terbesar optimistis mampu memberikan peran penting terhadap pemulihan perekonomian di tengah tanda-tanda kebangkitan ekonomi nasional," ungkap Sunarso di Jakarta, Selasa (24/8).

Sunarso menjelaskan strategi transformasi yang telah dipersiapkan membawa BRI mencatatkan kinerja cemerlang, salah satunya pencapaian laba sebesar Rp 12,54 triliun pada triwulan II 2021.

BACA JUGA: Yuk Ikut Sayembara Desain Logo HUT Ke-126 BRI, Total Hadiah Capai Rp 45 Juta

"Angka itu tumbuh 22,93 persen dibandingkan triwulan II 2020," katanya.

Sementara itu, kata Sunarso, transformasi digital dilakukan dengan fokus melakukan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis dan menciptakan nilai baru melalui new business model.

BACA JUGA: BRI dan Kemenhub Atur Strategi Memudahkan UMKM Menggunakan Tol Laut

Sunarso menyebutkan contoh nyata yakni lahirnya BRISPOT atau aplikasi pemrosesan kredit secara mobile yang digunakan oleh tenaga pemasar (Mantri) BRI.

"Dengan BRISPOT, produktivitas kredit mikro meningkat dari rata-rata Rp 2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp 4 triliun per bulan. Selain itu, proses kredit menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya membutuhkan waktu dua minggu menjadi rata-rata dua hari, bahkan dapat lebih cepat," katanya.

Peraih The Best CEO 2020 itu membeberkan untuk contoh keberhasilan new business model adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink.

"Volume transaksi Agen BRILink telah menembus Rp 800 triliun pada tahun lalu, sementara untuk tahun ini ditargetkan mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun," tegas Sunarso.

Sunarso mengungkapkan transformasi budaya di BRI dilakukan untuk membangun performance driven culture dengan membangun performance management system.

Hal itu membutuhkan sistem manajemen informasi yang didukung oleh data yang valid dan akurat.

Seluruh transformasi digital dan budaya tersebut tercakup dalam BRIvolution 2.0. yang ditetapkan mulai 2020 untuk merespons Covid-19, yang ternyata menghantam UMKM, serta sebagai transformasi dari BRIvolution 1.0.

"UMKM yang dulu tidak kena krisis sekarang kena krisis. Maka, kami memang harus mengkaji ulang transformasi BRI," tegas Sunarso. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler