Stabilkan Harga Jual Ayam, Kementan Bakal Musnahkan 288 Juta DOC

Kamis, 25 Maret 2021 – 19:05 WIB
Kementan akan memangkas jumlah produksi ayam untuk menjaga kestabilan pasokan dan permintaan yang berdampak pada harga jual. Ilustrasi peternakan ayam. Foto: dok Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menargetkan untuk memangkas jumlah produksi ayam untuk menjaga kestabilan pasokan dan permintaan yang berdampak pada harga jual.

Kepala Seksi Ternak Unggas Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian Iqbal Alim akan cara mengurangi produksi telur yang bisa ditetaskan dan pengurangan Day Old Chicken (DOC) sebanyak 288 juta.

BACA JUGA: Menjelang Ramadan, Azis Syamsuddin Meminta Pemerintah Mengatasi Kenaikan Harga Pangan

"Target pemangkasan tersebut dimulai sejak Februari hingga April 2021," kata Iqbal dalam webinar pengendalian oversupply perunggasan yang dipantau di Jakarta, Kamis (25/3).

Iqbal menjelaskan, target pengurangan DOC final stock atau ayam berusia kurang dari 10 hari, mencapai 139,2 juta ekor pada periode Februari-April 2021.

BACA JUGA: Bea Cukai Terjunkan Tim Pantau Harga Jual Produk Tembakau

Namun, target pemangkasan telur fertil (HE fertil) sebanyak 149,6 juta butir telur di periode yang sama.

Dia menyebutkan, target pengurangan untuk DOC final stock tersebut sebanyak 60-85 persen dari potensi surplus pada 2021.

Kementan memprediksi produksi ayam pada 2021 surplus atau berlebih sebanyak 510 juta ekor.

"Bisa berdampak pada ketidakstabilan harga ayam hidup di tingkat peternak," ujar dia.

Iqbal mengatakan, Kementan hingga 24 Maret 2021 telah merealisasikan pengurangan HE fertil sekitar 38 persen dari target yang ditetapkan.

Terhitung dari periode 7 Maret hingga 10 April mendatang dengan target pengurangan 57,7 juta butir.

"Kementerian Pertanian telah memangkas sebanyak 22 juta butir atau setara 20,5 juta ekor DOC final stock," papar dia.

Kementan optimistis pengurangan jumlah produksi ayam ini bisa mengangkat harga ayam hidup atau live bird di tingkat petani.

Sementara itu, Iqbal menjelaskan Kementan pernah melakukan hal yang sama pertengahan pada 2020 di mana pada Agustus harga ayam hidup Rp 15.142 per ekor kemudian merangkak naik menjadi Rp 19.386 per ekor pada November 2020.

"Pada November 2020 harga naik dari koreksinya menjadi Rp 19.386 per ekor karena kami melakukan cutting HE fertil," kata Iqbal.

Iqbal menambahkan, harga ayam hidup sangat dipengaruhi oleh besarnya pasokan di kandang dan di pangkalan ayam.

Selain itu pada 2020 harga ayam hidup turun ke level terendahnya di harga Rp 13.718 per ekor.

"Karena konsumsi masyarakat menurun dari 12,79 kilogram perkapita pada 2019 menjadi 10,1 kilogram perkapita karena pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19," ujar Iqbal. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler