Staf Ahli Kapolri: Kasus Vina Cirebon hingga Pemerasan DWP Jadi Sentimen Negatif Polri di Medsos

Kamis, 02 Januari 2025 – 06:00 WIB
Anggota Polri. Ilustrasi Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Staf Ahli Bidang Medsos Kapolri Rustika Herlambang menyebut terdapat 2,1 juta unggahan tentang Polri di X (dulu Twitter), Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube sepanjang 2024.

Dia mengatakan engagement dari jutaan unggahan itu mencapai 53.000.531 dari 430.255 akun.

BACA JUGA: Polda Papua Masih Menunggu Petunjuk Mabes Polri Soal Kuota Bintara 2025

Dari hasil analisisnya, unggahan di medsos yang memperlihatkan anggota Polri membantu anak-anak sekolah berangkat, atau polisi menolong sopir truk mengganti ban bocor, ternyata sangat disukai warganet.

“Hal-hal menyentuh emosional itulah yang disukai netizen,” kata Rustika dalam Rilis Akhir Tahun Polri pada Selasa (31/12).

BACA JUGA: Fahira Idris Sebut Polri Sangat Responsif dan Sigap Mengawal Pesta Demokrasi

Adapun hal negatif tentang Polri yang menjadi perbincangan netizen ialah soal polisi bertindak tidak profesional, seperti penanganan kasus, tindak dugaan pemerasan, kekerasan, manipulasi informasi, tindakan berlebihan, hingga respons yang lambat atas laporan kejahatan.

Rustika memerinci kasus-kasus besar dengan engagement negatif tinggi di medsos ialah perkara pembunuhan Vina di Cirebon, kematian bocah bernama Afif Maulana di Sumatera Barat, penembakan Gamma Rizkynata Oktafandy di Semarang, bentrokan warga dengan perusahaan di Rempang (Batam), serta pemerasan terhadap puluhan warga negara asing pengunjung Djakarta Warehouse Project (DWP).

BACA JUGA: Habiburokhman: Polri Responsif Tangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Sejumlah kasus besar itu mendapat sorotan tajam oleh netizen yang berujung pada sentimen negatif kepada Polri.

“Nah, di antara sekian banyak itu ada harapan netizen yang disampaikan kepada Polri,” ucap Rustika.

Perempuan asal Klaten, Jawa Tengah, itu mengatakan harapan utama netizen kepada Polri ialah profesionalitas. “Tidak ada penyalahgunaan wewenang,” kata Rustika.

Kedua, anggota-anggota Polri diharapakan lebih responsif terhadap laporan kejahatan. “Ketiga, transparansi dalam kasus pelanggaran,” imbuh Rustika.

Keempat, netizen mengharapkan polisi tidak diskriminatif dalam pelayanan. Kelima, polisi diharapkan menggunakan pendekatan humanis dalam penanganan kasus.

“Terakhir, penguatan pengawasan internal dan eksternal,” ujar Rustika. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baharkam Polri Siapkan 3 Ambulans Udara Selama Nataru


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler