jpnn.com, JAKARTA - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) UniSadhuGuna atau UniSadhuGuna Business School (UBS) sesuai SK Mendiknas No.203/D/0/2007 merupakan lembaga pendidikan yang didirikan dan dikelola oleh Yayasan Persaudaraan Bangbayang ’66 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan berstandar internasional di Indonesia.
Ketua STIE Unisadhuguna (Unisadhuguna Business School), Reza Suriansha mengatakan Yayasan Persaudaraan Bangbayang ’66 memiliki beberapa bidang usaha di antaranya kesehatan, sosial, pendidikan dan keagamaan.
BACA JUGA: Tasya Kamila Semringah Saat Wisuda S2 Didampingi Kekasih
“Untuk bidang pendidikan yakni STIE Unisadhuguna ini. UniSadhuGuna ini namanya unik. Artinya, cendekia yang berbudi luhur. Kami berharap para alumni siap bekerja profesional sehingga membawa perubahan dan menjadi contoh di masyarakat," tegas Reza Suriansha saat ditemui JPNN di Kampus STIE UniSadhuGuna, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (17/10).
Dalam kesempatan itu, Reza didampingi Wakil Ketua I Bidang Akademik, AB Christono; Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M), Erwin Rasjid dan Ketua Program Manajemen, Alfonsus Beo Say serta Ketua Panitia Wisuda Kampus STIE UniSadhuGuna tahun 2018, Nopianti.
BACA JUGA: Kasal Mengukuhkan Gelar Wisuda Mahasiswa Hang Tuah
Menurut Reza, UniSadhuGuna Business School (UBS) merupakan salah satu institusi perguruan tinggi yang menciptakan pendidikan dengan kompetensi profesional yang link and match dengan kebutuhan bisnis pasar kerja, baik di institusi pemerintah maupun swasta. Kompetisi nasional dan internasional, kata Reza, merupakan suatu tantangan bagi UBS untuk mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya dapat memberikan solusi tetapi mampu melakukan perubahan, baik dari segi aspek manajemen, operasional, manajemen sumber daya manusia, keuangan, ekonomi serta pemasaran.
Reza berharap kehadiran STIE UniSadhuGuna ini dapat memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara serta membantu masyarakat melalui bidang pendidikan. UBS ini, kata dia, fokus pada bidang ekonomi dan untuk pemasarannya adalah Business School.
BACA JUGA: Empat Perempuan Diduga Menjambret di Acara Wisuda
Ketua STIE Unisadhuguna (UniSadhuguna Business School), Reza Suriansha
“Untuk itu, kami terus berupaya tidak hanya mencetak para pekerja di perkantoran tapi juga menciptakan para entrepeneur. Artinya, kami mendorong bagaimana para alumni menciptakan lapangan kerja dan menciptakan bisnis,” katanya.
Reza menambahkan kegiatan belajar dan mengajar di UBS dimulai sejak Oktober 2007. STIE memiliki beberapa kampus di Jakarta seperti Kampus A di Wisma Subud - Fatmawati - Cilandak Barat, Jakarta Selatan; Kampus B di Sequis Center, Jalan Jenderal Sudirman; Kampus C di Kelapa Gading.
Lebih lanjut, Reza mengatakan pada tahun 2018 ini, UBS melaksanakan wisuda untuk tahap kedua. Wisuda tahap kedua rencananya akan dilaksanakan di Auditorium Wisma Subud, Jalan RS Fatmawati Nomor 52 Cilandak Barat, Jakarta Selatan pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018.
Tahun ini, UBS akan mewisuda sebanyak 93 orang dari dua program studi terdiri dari Program Studi (Prodi) Ekonomi 29 orang dan Prodi Manajemen 64 orang.
Pada bagian lain, Reza Suriansha berharap pemerintah dapat memberikan bantuan beasiswa untuk para dosen sehingga kualitas para pengajar dapat terus ditingkatkan. Ia juga berharap pemerintah dapat memberikan bantuan dana untuk penelitian dan juga untuk pengabdian kepada masyarakat.
Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang Akademik UBS, AB Christono secara khusus menyoroti mengenai kurikulum pendidikan. Dia menyampaikan mengapresiasi kepada gagasan presiden bahwa sekarang vokasi atau pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi atau keahlian sangat diperlukan.
“Saat ini dengan banyaknya investor, mereka membutuhkan vokasi. Dengan bonus demografi jika dibarengi dengan kemampuan usia produktif maka akan menjadi peluang bagi Indonesia,” kata AB Christono.
Untuk menghadapi peluang dan tantangaan tersebut, menurut AB Christono, tahun ini UBS memasukkan sejumlah kurikulum agar dapat meningkatakn kompetensi sebagai menjadi usahawan atau enrepreneur, tetapi juga menjadi karyawan yang memiliki keahlian ketika bekerja di perkantoran atau pemerintahan.
“Kami juga mengadopsi gagasan tentang teknologi digital dan kami memperhitungkan dalam kurikulum,” katanya.
Ketua Program Manajemen UBS, Alfonsus Beo Say menambahkan UBS terus melakukan penyesuaian kurikulum supaya dapat mengikuti perkembangan era industri. “Itu menjadi alasan kami terus meningkatkan penyesuaian kurikum sehingga meningkatakan kreativitas,” kata Alfonsus.
Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) UBS, Erwin Rasjid menambahkan untuk meningkatkan pengalaman dan kualitas para mahasiswa, UBS mempunyai sekolah binaan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan.
“Idealnya, UBS ke depan memberikan pendidikan dan pembinaan kepada masyarakat di daerah tertinggal, namun untuk saat ini belum dilakukan karena terkendala biaya yang cukup besar,” kata Erwin.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Betor Diwisuda, Dosen Pembimbing Kagumi Semangatnya
Redaktur & Reporter : Friederich