Stok Barang Ditambah 30 Persen

Jumat, 13 Juni 2014 – 07:50 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perdagangan menilai stok dan harga bahan kebutuhan pokok menjelang puasa dan Hari Raya Idul Fitri masih stabil. Namun begitu, pedagang tradisional dan peritel modern diminta mulai menambah stok barang hingga 30 persen dari biasanya.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi meminta para peritel untuk mulai menambah stok kebutuhan pokok untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan masyarakat.

BACA JUGA: Kredit Perbankan Melambat

"Mulai sekarang harusnya sudah mulai nambah, mungkin sekitar 30 persen supaya nanti nggak kebingungan kalau permintaan meningkat," ujarnya kemarin (12/6).

Jika akan dilakukan penyesuaian harga menjelang puasa dan Lebaran, Wamendag mengimbau agar dilakukan secara bertahap, wajar, dan didasarkan atas fakta persediaan dan permintaan untuk masing-masing komoditas."Kenaikan harga tentu saja boleh asalkan dalam batas kewajaran, jangan aji mumpung," sebutnya.

BACA JUGA: Harga Daging Sapi Masih Tinggi

Dari sisi distribusi pihaknya meminta instansi terkait untuk mengamankan jalur distribusi. Bahkan kalau perlu disiapkan jalur distribusi alternatif yang dapat mempersingkat rantai pasok untuk menekan kenaikan harga barang kebutuhan pokok."Jalur alternatif perlu untuk mengantisipasi kalau asa gangguan seperti banjir atau apapun," tukasnya.

Wamendag juga menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah terus melakukan koordinasi dengan dunia usaha, Pemerintah daerah dan Dinas Perindag di seluruh Indonesia, serta pihak Kepolisian dalam rangka pengamanan distribusi bahan pokok."Kita juga telah sidak ke beberapa pasar untuk memantau perkembangan stok dan harga," tambahnya.

BACA JUGA: Lakukan Perampingan, Jumlah BUMN Bakal Dipangkas Jadi 80 Saja

Berdasarkan pantauan Kemendag per 10 Juni 2014 lalu harga beberapa barang kebutuhan pokok masih relatif stabil harganya dibandingkan per 3 Juni 2014. Harga beras, tepung terigu, kedelai impor, daging ayam ras dan cabe rawit merah relatif stabil."Hanya telur ayam, bawang merah dan bawang putih yang harganya naik sedikit," rincinya.

Dalam rangka menjaga kestabilan harga, Kemendag mempunyai agenda pasar murah di beberapa lokasi yang akan berlangsung mulai 26 Juni-22 Juli 2014. Pasar Murah juga dilakukan oleh Dinas Perdagangan seluruh Indonesia mulai 24 Juni-22 Juli 2014.

"Biasanya perusahaan swasta juga banyak yang buat pasar murah dalam program CSR (corporate social responsibility)," jelasnya.

Terpisah, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minumann Seluruh Indonesia (Gapmmi) membenarkan adanya penambahan stok yang telah dilakukan oleh produsen. Namun, menurut Ketua Umum Gapmmi Adhi Siswaja Lukman, hingga saat ini belum ada permintaan lebih dari pasar.

Hal ini dikarenakan, seluruh masyarakat tengah disibukkan oleh momen pemilihan presiden. "Kita banyak fokusnya ke pemilu. Mereka seperti lupa (sebentar lagi bulan puasa). Jadi gregetnya tidak tidak seperti tahun-tahun yang dimana permintaan itu meningkat tajam," ujar Lukman saat ditemui di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Jakarta, kemarin.

Kendati demikian, Lukman meyakini permintaan akan tetap mengalami peningkatan menjelang lebaran. Ia memperkirakan kenaikan sebesar 1,5-2 kali lipat dibanding bulan-bulan biasa. "Jika melihat dari tahun-tahun sebelumnya, ada lonjakan sebesar 1,5-2 kali lipat. Misalnya pada saat bulan biasa itu Rp 60 triliun, kalau dua kalinya berarti Rp 120 triliun," jelasnya.

Namun menurutnya, data pasti permintaan barang pada" bulan puasa dan lebaran tahun ini baru bisa dipastikan 2-3 minggu mendatang. "Belum kelihatan presentasenya, masih kita amati. Kalau permintaan produk biasanya merata, tapi yang manis-manis biasanya paling diminati," ungkapnya. (wir/mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan: KAI Mampu Bangun Rel di Pelabuhan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler