Stok Cabai Melimpah, Rp 6 Ribu per Kg

Kamis, 13 September 2018 – 00:45 WIB
Petani cabai. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SURABAYA - Stok cabai di pasaran melimpah karena meningkatnya produktivitas cabai pada musim panen kali ini. Harga cabai kian melandai. Di Jatim per Selasa (11/9), harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat petani Rp 10 ribu per kg, sedangkan cabai merah besar Rp 6 ribu per kg.

Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Sukoco menyatakan, iklim pada beberapa bulan terakhir mendukung budi daya cabai. Hal itu terlihat dari peningkatan produktivitas per hektare yang biasanya 6–8 ton untuk cabai rawit merah, sekarang naik menjadi 8–10 ton.

BACA JUGA: Harga Cabai Tak Pedas Lagi

Begitu pula cabai merah besar dari 8–9 ton menjadi 12 ton per hektare. Selain kenaikan produktivitas, luas areal panen bertambah jika dibandingkan sebelumnya.

’’Cuaca sangat mendukung. Apalagi, di daerah-daerah sentra jarang terjadi hujan. Makanya stok melimpah,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Jelang Iduladha Harga Cabai Terkendali, Pasokan Aman

Panen cabai dimulai pada September dan akan memasuki puncak panen pada Oktober nanti. Diikuti masa akhir panen pada November. Saat ini panen cabai rawit merah tersebar di beberapa daerah sentra. Antara lain, Banyuwangi, Probolinggo, Kediri, Nganjuk, dan Malang.

’’Kalau dibanding 2017, produksi jauh lebih bagus tahun ini,’’ lanjut Sukoco.

BACA JUGA: Harga Cabai Meroket Lagi Rp 60 Ribu per Kilo

Sementara itu, panen cabai merah besar terbanyak dari Jember yang mencapai 80 persen. Sisanya dari Banyuwangi dan sebagian kecil Blitar. ’’Jadi, kalau dari sisi konsumsi, aman. Tapi, bagi petani, ini merugikan karena harganya di bawah biaya produksi,’’ lanjutnya. Biaya produksi cabai merah mencapai Rp 8 ribu per kg, sedangkan cabai rawit Rp 15 ribu per kg.

Dia optimistis harga tidak akan terlalu jatuh ketika puncak panen pada bulan depan. Sebab, permintaan dari luar provinsi maupun luar pulau masih besar. ’’Sekarang pun pengiriman ke luar daerah juga masih jalan. Misalnya, ke Jakarta, Jateng, hingga Kalimantan. Kalau tidak, cabai bakal numpuk di Jatim,’’ ungkapnya.

Selain dikirim ke luar daerah, cabai Jatim sudah diserap pabrik. Penyerapan oleh pabrik tidak terpengaruh harga, tetapi berdasar kapasitas. ’’Meski harga jatuh, petani masih memanen cabainya. Perawatan juga masih dilakukan,’’ katanya. (res/c5/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... H+5 Lebaran, Harga Cabai dan Bawang Stabil


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler