jpnn.com - BATAM – Kuota solar subsidi untuk wilayah Kota Batam semakin menipis, bahkan tidak cukup hingga akhir tahun 2014 nanti. Berdasarkan hitung-hitungan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Pemerintah Kota Batam, stok Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi ini, hanya cukup hingga dua bulan mendatang atau Oktober mendatang akan habis.
Prediksi Disperindag ESDM itu, berdasarkan jumlah penyaluran atau konsumsi solar selama semester pertama (Januari hingga Juni 2014) yang sudah mencapai 56.628 kilo liter (KL) dengan jumlah penyaluran 9.438 KL per bulan dari kuota sebanyak 90.455 KL untuk tahun 2014 ini.
BACA JUGA: Jadi Primadona Angkutan Lebaran 2014, KAI Banjir Apresiasi
Menurut Kepala Disperindag ESDM Kota Batam, Amsakar Achmad, pada semester pertama ini sudah 62,6 persen dari kuota 90.455 KL solar subsidi yang disalurkan. Artinya, stok solar subsidi untuk wilayah Batam tinggal 33.827 KL, itu pun belum dikurangi yang disalurkan untuk Juli dan Agustus.
Amsakar menyebutkan, kalau rata-rata penggunaan solar setiap bulannya 9.438 KL. Maka, dengan stok yang tersisa hanya cukup hingga Oktober. Untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun masih kurang 22.801 KL lagi.
BACA JUGA: Dinilai jadi Benalu BUMN, PP 41/2003 Harus Dicabut
”Sekuat apapun melakukan penghematan tidak kan bisa cukup (hingga akhir tahun, red). Idealnya memang kuota yang lama (tahun 2013),” jelasnya.
Dia menuturkan, untuk mengatasi kekurangan tersebut, Badan Pangatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sudah meminta Pertamina mengurangi 20 persen dari kuota yang tersedia. Permintaan itu dicantumkan melalui surat edaran nomor 937/07/Ka BPH/2014 tertanggal 24 Juli. Misalnya, untuk kapal nelayan di atas 30 PC langsung membeli bungker atau solar non subsidi, jangan mengambil di lembaga penyalur.
BACA JUGA: PLN-REP Teken Pembangunan PLTA Rajamandala 1x47 MW
Amsakar berharap terdapat langkah bersama untuk menindaklanjuti surat edaran BPH Migas tersebut, yaitu melakukan kajian ulang untuk menyelesaikan persoalan BBM bersubsidi di Batam ini. Pasalnya, solar bersubsidi di Batam juga menyangkut kebutuhan nelayan dan angkutan laut bagi masyarakat umum.
Apalagi, lanjut Amsakar, sejak kemarin kuota Agustus untuk Agen Penyalur Minyak Solar (APMS) yang memasok solar untuk nelayan dan kapal motor sangkut sudah habis.
Amsakar mengatakan, Disperindag ESDM sudah mengadakan rapat bersama Pertamina, Hiswana Migas, perwakilan SPBU, Dinas Perhubungan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pasar Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinas PMPKUKM), Dinas Kelautan Perikanan dan Kehutanan, Dinas Sosial dan Pemakaman, Dinas Kesehatan.
”Hasil rapat ini disepakati antara lain Pemerintah Kota melalui Disperindag ESDM untuk sekurang-kurangnya mempertahankan kuota yang ada saat ini. Atau mengurangi kembali kuota sisa yang harus dikurangi,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat memahami kenapa pemerintah daerah begitu ketat dalam pengecekan distribusi solar bersubsidi ini. Alasannya, karena kuota yang terbatas. Dan tujuannya agar kuota yang ada bisa tersalurkan dengan benar. (hgt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Diminta Berani Sikat Mafia Migas
Redaktur : Tim Redaksi