Dalam aksi yang dilakukan Senin (22/10) malam, puluhan wartawan dan pewarta foto melakukan aksi bakar lilin. Mereka memprotes berbagai tindak kekerasan yang hingga kini masih kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
"Malam ini saya meletakan ID pers diantara lilin-lilin dan poster sebagai bentuk renungan kita terhadap teman-teman yang gugur maupun mengalami tindak kekerasan pada saat bertugas di lapangan," ujar Jery, Fotografer Jakarta Post.
Selain membakar lilin, massa yang tergabung dari beberapa organisasi jurnalis seperti Poros Wartawan Jakarta (PWJ), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) hingga Pewarta Foto Indonesia (PFI) itu juga menggelar aksi tabur bunga dan mengheningkan cipta.
Dalam aksi tersebut para pewarta juga menegaskan akan mengawal kasus arogansi yang dilakukan Letkol Robert Simanjuntak ke pengadilan umum. Karena kekerasan yang dipertontonkan di depan masyarakat bahkan anak-anak itu merupakan tindak pidana dan melanggar Undang-undang Pers.
Turut bergabung dalam aksi itu sejumlah wartawan korban kekerasan oknum TNI, serta utusan wartawan dari Riau, salah satunya Satria Utama. Dia mengatakan dalam aksi kekerasan oknum TNI AU di Riau tersebut banyak wartawan yang dipukul dan dirampas kameranya. Karenanya Satria mendesak para pelaku di proses secara hukum.
"Besok kita akan ke Dewan Pers, kemudian ke Komnas HAM, kita mendukung dan akan mengawal proses hukum kekerasan pada jurnalis," kata wartawan Harian Detil Pekanbaru itu.
Aksi yang berlangsung sekitar 1 jam itu berlangsung tertib dan menarik perhatian masyarakat yang melintas di Bunderan HI.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Kirim Tambahan Pasukan
Redaktur : Tim Redaksi