Strategi Bea Cukai dan Karantina Dorong Perekonomian saat Pandemi

Rabu, 01 Juli 2020 – 18:27 WIB
Bea Cukai dan BKIPM melakukan uji coba perdana implementasi SSm. Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, SEMARANG - Bea Cukai dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) melakukan uji coba perdana implementasi SSm joint inspection Bea Cukai-Karantina di Pelabuhan Tanjung Emas, Senin (29/6) lalu.

Uji coba ini dalam rangka membentuk national logistics ecosystem (NLE), setelah sebelumnya menyelenggarakan sosialisasi implementasi single submission (SSm) Pabean-Karantina.

BACA JUGA: Bea Cukai Pantoloan Lepas Ekspor Perdana Yellowfin Tuna ke Jepang

Pemeriksaan perdana paska penerapan sistem SSm Pabean-Karantina tersebut dilakukan bersama antara Bea Cukai tanjung Emas dan BKIPM Semarang yang bertempat di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Pelabuhan Tanjung Emas.

Sebanyak 600 bag atau berkisar 15000 kg dried fish scale (sisik ikan kering) yang diimpor dari Bangladesh menjadi barang pertama yang mendapat pemeriksaan bersama Bea Cukai-Karantina.

BACA JUGA: Peringati HANI 2020, Bea Cukai Ngurah Rai dan Polda Bali Gelar Seminar Online

“Alhamdulillah telah kita lakukan uji coba Implementasi pilotting SSm Bea Cukai-Karantina. Semuanya berjalan lancar berkat kerja keras dan sinergi teman-teman kami, baik yang dari Bea Cukai, Karantina, maupun pengelola TPKS yang bertugas dengan sangat baik menyiapkan semuanya, baik dari segi sistem aplikasinya maupun yang bertugas di lapangan melakukan pemeriksaan," kata Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas Anton Martin.

"Saya apresiasi sekali kerja teman-teman, mari kita ubah bersama masa pandemi ini menjadi masa untuk berinovasi dan berbenah lebih baik lagi,” lanjutnya.

BACA JUGA: Bea Cukai Kembali Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal di Bengkalis dan Cirebon

Ia mengatakan, implementasi pilotting SSm Bea Cukai-Karantina diharapkan mempunyai manfaat yang besar sebagai solusi untuk mendorong perekonomian Indonesia khususnya di Jateng di saat pendemi Covid 19.

Selain itu, masih menurut Anton, program ini juga diharapkan dapat menjadi solusi yang dapat diterapkan di seluruh pelabuhan di Indonesia untuk memangkas angka dwelling time yang berimbas memangkas waktu dan biaya pengeluaran kontainer sehingga membuat iklim usaha dan investasi di Jawa Tengah semakin baik.

“Mari kita ubah bersama masa pandemi ini menjadi masa untuk berinovasi dan berbenah menjadi lebih baik lagi untuk NKRI. Terus semangat membangun negeri dan jangan lantas cepat berpuas diri dengan pencapaian yang telah dicapai, tapi jadikan sebuah cambuk untuk terus berinovasi lagi dan lagi,” pesannya. (ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler