Strategi Bisnis Pertamina Terungkap, Ada soal Transisi Energi

Sabtu, 08 Januari 2022 – 21:46 WIB
Direktur PT Pertamina Nicke Widyawati. Foto Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memasang tiga strategi pada 2022, dengan sejumlah fokus.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan pihaknya akan meningkatkan performa bisnis migas, transisi energi fosil ke energi baru terbarukan, dan mengembangkan energi baru terbarukan itu sendiri.

BACA JUGA: Awal Tahun Pertamina Punya Kabar Menggembirakan, Alhamdulillah

"Pertamina terus berbenah dan menyesuaikan organisasinya agar tetap relevan terhadap kondisi global saat ini," kata Nicke di Balikpapan, Sabtu.

Lebih lanjut, kata Nicke, tahun ini adalah periode penuh tantangan, karena secara global aktivitas usaha di berbagai sektor mengalami penurunan akibat pandemi hingga transisi energi.

BACA JUGA: Mogok Kerja Batal, Anggota DPR Apresiasi Serikat dan Direksi Pertamina

Menurut Nicke, peningkatan bisnis migas menjadi sebuah keharusan karena permintaan masih tinggi.

"Walaupun seluruh negara sudah semakin terbiasa soal transisi energi tapi faktanya konsumsi energi masih didominasi minyak dan gas," katanya.

BACA JUGA: Direksi dan Serikat Pekerja Pertamina Bertemu, Mogok Kerja Batal

Dia memaparkan strategi besar energi pemerintah hingga 2050 adalah porsi minyak dan gas bumi akan menurun hingga 20 persen, dari saat ini sebesar 32 persen.

"Secara persentase porsi migas akan mengalami penurunan. Namun, permintaan terhadap migas masih akan meningkat signifikan karena bertambahnya jumlah penduduk. Jadi secara volume harus tetap kita jaga," kata Nicke.

Demikian juga, ucap dia lagi, dengan volume permintaan migas akan meningkat hingga lima kali lipat pada 2050.

"Jadi fokus pertama adalah mempertahankan dan mengembangkan migas karena pemerintah juga menargetkan produksi dari 700 barel menjadi 1 juta barel per hari," ujar Nicke.

Nicke juga menyinggung soal transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan.

Pertamina bakal meningkatkan produksi gas yang dapat menjembatani pengalihan ke arah energi baru terbarukan.

Kendati demikian, dia merasakan tantangannya adalah bahwa gas merupakan energi yang tidak mudah didistribusikan sehingga harus mengembangkan infrastruktur.

"Distribusi gas harus melalui pipa. Jadi perlu membangun infrastruktur agar transisi energi fosil ke energi terbarukan lebih smooth," katanya.

Fokus ketiga Pertamina pada 2022, adalah mulai mengembangkan energi baru terbarukan itu sendiri.

Pada posisi ini, Pertamina telah merealisasikan pembangkit energi panas bumi (geothermal).

"Energi panas bumi maupun sumber energi baru terbarukan lainnya harus dikembangkan dan menjadi prioritas pada tahun 2022," katanya.

Selain itu, Pertamina segera melalukan restrukturisasi enam subholding perusahaan yaitu, subholding hulu, subholding Refinery and Chemicals, subdolding Integrated Marine Logistic, subholding Commercial & Trading, subholding Power & New Renewable Energy, dan subholding Shipping

Nicke menambahkan berbekal restrukturisasi maka Pertamina dapat memastikan masing-masing subholding dapat melakukan efisiensi dan meningkatkan pelayanan.

"Subholding harus berusaha menciptakan profit, tidak ada lagi saling subsidi. Subholding harus mempercantik diri karena telah memiliki neraca keuangan dan cashflow sendiri, sehingga harus bisa mencari profit sendiri," tegas Nicke. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler