Strategi Bupati Banyuwangi Bikin Warung Rakyat Naik Kelas

Sabtu, 22 Desember 2018 – 12:34 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di sela peresmian Warung Pintar. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meluncurkan program kolaboratif bersama startup teknologi ritel Warung Pintar untuk meningkatkan kapasitas sektor ritel mikro alias warung-warung kecil milik rakyat.

Upaya ini sekaligus mendorong semangat warga berwirausaha. “Hari ini mulai jalan, soft launching. Tahap awal ada sembilan Warung Pintar digerakkan warga. Ke depan akan terus bermunculan karena yang daftar cukup banyak, masih proses semuanya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meresmikan Warung Pintar di Taman Blambangan, Sabtu (22/12).

BACA JUGA: Buka Rute ke KL, Banyuwangi Incar 100.000 Turis Malaysia

“Termasuk ada ibu-ibu komunitas Usaha Makanan dan Minuman Banyuwangi (Umami) ikut mengelola Warung Pintar di beberapa titik,” imbuhnya.

BACA JUGA: Hamdalah, Bandara Banyuwangi Resmi Layani Rute Internasional

Warung Pintar sendiri adalah perusahaan rintisan (startup) yang menggarap teknologi sektor ritel. Warung-warung kecil didigitalisasi dan dipermak sedemikian rupa untuk membuatnya lebih berdaya saing.

Anas menambahkan, program ini ikut menumbuhkan semangat berwirausaha warga dengan memproduksi kue kering, kopi, temulawak, aksesoris, dan sebagainya, lalu dijual di Warung Pintar.

BACA JUGA: Batik Air Buka Rute Jakarta - Banyuwangi

Warga pun bisa menambah penghasilan lewat kolaborasi ini. Seperti di Taman Blambangan, salah satu ruang terbuka hijau (RTH) di Banyuwangi, pengelola Warung Pintar adalah Budi Santoso, seorang petugas kebersihan (pesapon).

“Sebagai petugas kebersihan, Pak Budi bertugas 4-5 jam, setelah itu ikut mengelola Warung Pintar untuk tambahan penghasilan,” tutur Anas.

Dia berharap, digitalisasi membuat warung rakyat kian kompetitif saat berhadapan dengan ritel modern.

“Mbok Yem, Mbok Nah, yang punya warung di kampung-kampung bisa ikut. Asetnya dipinjami, lalu dilatih teknologi informasi (TI). Kalau sudah terlalu sepuh, bisa anaknya yang dilatih TI. Jadi ini bagian meningkatkan daya saing warga, bukan semata-mata jualan kemudian dapat duit, tapi bagaimana membentuk ekosistem usaha rakyat yang baik,” ujarnya.

“Orang bicara revolusi industri 4.0 muluk-muluk banget, Insya Allah itu kita bumikan dan mulai dari yang kecil, dari warung rakyat di gang-gang dan desa,” papar Anas.

Co-Founder Warung Pintar, Harya Putra, menambahkan, digitalisasi warung dilakukan dalam berbagai hal, mulai manajemen keuangan hingga pasokan barang. Berdasarkan riset, digitalisasi ala Warung Pintar mampu meningkatkan pendapatan bulanan warung-warung kecil sebesar 89 persen dibanding sebelumnya.

Desain warung pun lebih modern untuk mengubah persepsi bahwa warung-warung rakyat selama ini selalu tak tertata. Ada pula fasilitas infrastruktur perangkat lunak seperti charger station. “Tak hanya jualan, warga juga bisa memperoleh pendapatan lain, misalnya iklan dari jaringan Warung Pintar,” ucapnya.

Salah seorang warga, Sri Wahyuningsih, tertarik dengan dorongan Pemkab Banyuwangi untuk ikut program ini. Dia sehari-hari berjualan kue dan nasi bakar, lalu kini juga jual kebutuhan harian. “Saya buka warung di halaman rumah. Sesuai namanya, ini bikin saya pintar karena lebih kenal teknologi dengan sistem mudah,” pungkasnya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat Anas, Shangrila dan Lijiang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler