jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai perlu memperkuat guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman resesi dan ketidakpastian global.
Hasil kolaborasi bersama telah dirasakan manfaatnya pascapandemi 2022, lalu. Strategi tersebut membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bangkit.
BACA JUGA: Gus Imin: Gerakan Desa Wisata Bisa Mendongkrak Potensi Ekonomi Kreatif
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan manfaat tersebut terlihat dari capaian indikator kinerja utama Kemenparekraf.
Dia menyebut Jumlah kunjungan wisata mancanegara (Wisman) terealisasi hingga 5,47 juta pengunjung.
BACA JUGA: Kisah Ujang, Pengusaha Sukses yang Diuntungkan Kerja Sama Kemenparekraf-RichWorks
Nilai devisa pariwisata mencapai USD 6,7 miliar, serta jumlah tenaga kerja pariwisata terealisasi 22,89 juta orang.
"Alhamdulillah, tentunya keberhasilan tersebut hasil kerja kolaborasi bersama lintas institusi, pelaku usaha, media, serta komunitas dan masyarakat," kata Sandiaga Uno saat memberikan pidato kunci dalam webinar Warta Ekonomi bertajuk 'Peran BUMN sebagai Benteng Perekonomian Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global 2023' di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Sandiaga, hal ini perlu dilakukan dan diperkuat sebagai upaya bersama mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Tak hanya itu, BUMN dinilai turut berperan penting dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Mengingat BUMN kerap dianggap menjadi market leader di bidangnya masing-masing.
Salah satunya, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), BUMN yang mendukung Perekonomian melalui sektor Perkebunan.
Kinerja keuangan PTPN terus meningkat dalam 3 tahun terakhir dan berpotensi untuk semakin meningkat.
Untuk lebih meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian, PTPN akan melakukan integrasi melalui pembentukan 3 SubHolding yakni PalmCo, SugarCo dan SupportingCo.
Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III, Mahmudi mengatakan perseroan juga berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias IPO.
"Rencana integrasi dan IPO PTPN akan berfokus pada 6 tujuan diantaranya Value Discovery di mana terdapat potensi nilai tambah dari aset perkebunan," kata Mahmudi dalam webinar tersebut. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah