Striker Didominasi Asing, Pemain Lokal Sulit Berkembang

Rabu, 28 Maret 2018 – 07:13 WIB
Rishadi Fauzi (dua dari kanan), striker Persebaya melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang Borneo FC di Stadion Utama Kaltim, Palaran, Samarinda, Minggu (4/3). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pada Liga 1 musim 2018 ini, hampir semua klub peserta memakai bek tengah dan striker asing sebagai pemain inti reguler.

Kalau untuk bek tengah, setidaknya butuh dua pemain dalam skema empat bek, sehingga bisa kombinasi bek asing dan bek lokal. Situasi lebih pelik terjadi di lini depan.

BACA JUGA: Liga 1 2018: Syarat Terpenuhi, Bauman Siap Bela Persib

Saat ini, rata-rata pelatih memainkan skema striker tunggal dengan ditopang winger, second striker, atau gelandang serang. Dan kebetulan yang acapkali dipakai adalah striker asing. Pekan ini, ada Persebaya Surabaya dan Bali United yang tidak memasang striker asing.

Persebaya memainkan Rishadi Fauzi dan Ricky Kayame sebagai pengganti. Sedangkan, Bali United memakai tenaga striker naturalisasi Ilija Spasojevic. Dampak dari dominasi striker asing itu, membuat pemain lokal di posisi tersebut sulit berkembang karena kurang jam terbang.

BACA JUGA: Persebaya vs Persela: Alfredo Janjikan Permainan Menyerang

Mantan pelatih timnas U-19 Indonesia dan Bali United Indra Sjafrie menilai, menemukan bek tengah dan striker andal di Indonesia saat ini sulit. Karena itu dia mengapresiasi apa yang dilakukan pelatih Persebaya Angel Alfredo Vera yang masih memberi kesempatan striker lokal.

’’Terlalu banyak pemain asing, pemain lokal kurang punya jam terbang,’’ ujar Indra Sjafri. ’’Paling tidak setengah babak dimainkan. Kalau semua pemain asing, pemain lokal jam terbangnya kurang. Timnas akan sulit cari pemain nanti,’’ lanjut pria asal Sumbar itu.

BACA JUGA: Jangan Salah, Begini Cara Beli Tiket Persija vs Arema FC

Dia mencontohkan Aji Kusuma, striker timnas U-19 yang cetak gol ke gawang Jepang U-19, baik ketika berkostum timnas ataupun klubnya Persika Karawang. Menurutnya, Aji punya kualitas tinggal bagaimana diberi jam terbang lebih saja. ’’Tubuhnya harus diisi juga, kekurusan,’’ paparnya.

Dusan Bogdanovic, agen dari Egy Maulana Vikri, sepakat dengan itu. Dia mengatakan, Indonesia ini diberkahi oleh banyak pemain sepak bola bertalenta. ’’Fasilitas, akademi, dan pencarian bakat ke seluruh pelosok negeri harus benar-benar dibenahi jika ingin maju,’’ sarannya.

Dia mengkritisi terlalu banyaknya striker asing di Liga 1 2018. Menurut dia, itu berdampak buruk buat timnas. ’’Harus dikasih kesempatan bermain. Bagaimana mau jadi pemain top kalau jarang dimainkan,’’ terang pria yang berhasil membawa Egy bermain di Eropa itu.

Musim lalu ada beberapa striker lokal yang performanya menjanjikan di Liga 1. Mereka adalah Samsul Arif yang ketika itu membela Persela Lamongan dan saat ini berkostum Barito Putera serta Lerby Eliandry yang memperkuat Borneo FC. Musim lalu Samsul mencetak 17 gol dan Lerby 16 gol. (rid/ham)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadwal Berubah, PSMS vs Bhayangkara FC Main Tanggal Sebegini


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler