jpnn.com - Peneliti Tiongkok menuliskan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases milik CDC, studi baru mereka menyimpulkan virus corona bisa bergerak di udara sejauh 4 meter.
Studi yang diambil dari sampel udara di ruang isolasi rumah sakit, itu menunjukkan dua kali lipat dari jarak aman yang direkomendasikan dalam physical distancing, lansir channelnewsasia.
BACA JUGA: Update Corona 11 April: Baca Nih Kabar Menggembirakan Gubernur Jatim
Hasil lain menurut mereka, bahwa sejumlah kecil virus yang mereka temukan pada jarak tersebut belum tentu menular.
Hasil penelitian awal ini menambah panjang perdebatan yang berkembang tentang bagaimana penyakit ini ditularkan.
BACA JUGA: Update Corona 11 April: Kabar Baik Datang dari Bantul
Para peneliti, yang dipimpin oleh tim di Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Beijing, menguji sampel permukaan dan udara dari unit perawatan intensif di Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan. Mereka menampung total 24 pasien antara 19 Februari dan 2 Maret.
Hasilnya, virus corona tersebut paling banyak ditemukan di lantai bangsal rumah sakit.
BACA JUGA: Analisis Mantan Petinggi BIN soal Celah Berbahaya di Perppu Corona
"Mungkin karena gravitasi dan aliran udara yang menyebabkan sebagian besar tetesan virus jatuh ke lantai," kata peneliti.
Tingkat tinggi juga ditemukan pada permukaan yang sering disentuh seperti mouse komputer, tempat sampah, sisi tempat tidur, dan kenop pintu.
"Selanjutnya, setengah dari sampel dari sol sepatu staf medis ICU dites positif," tulis tim itu. "Karena itu, sol sepatu staf medis mungkin berfungsi sebagai pembawa."
Studi tersebut tentu menambah perdebatan terkait penyebaran virus corona secara aerosol.
WHO sendiri saat ini masih melihat kecilnya risiko tertular lewat aerosol. Namun tim ini juga melihat adanya transmisi aerosol. (cna/mg8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha