STY Harus Melakukan Evaluasi Sebelum Laga Melawan Vietnam

Jumat, 13 Desember 2024 – 04:25 WIB
Pesepak bola Timnas Laos Phetdavanh Somsanid (ketiga kanan), Anantaza Siphongphan (kedua kanan) dan Phoutthasay Khochalern (kanan) berusaha merebut bola dari pesepak bola Timnas Indonesia M Ferarri (kiri) saat pertandingan Grup B ASEAN Cup 2024 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/YU

jpnn.com, JAKARTA - Hasil imbang 3-3 antara Timnas Indonesia dan Laos di laga Grup B Piala AFF 2024 yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Kamis (12/12/2024), menuai sorotan tajam.

Pengamat sepak bola Akmal Marhali menilai hasil ini menunjukkan kelemahan strategi yang diterapkan pelatih Shin Tae Yong (STY).

BACA JUGA: Timnas Indonesia Imbang Lawan Laos, Pengamat: Kebiasaan Coba-Coba STY Selalu Gagal

"Hasil ini sejatinya sangat tidak bagus. Melawan Laos, yang seharusnya bisa kita menangkan, malah berakhir imbang. Bahkan, di awal 15 menit pertama, Laos mampu mencetak dua gol karena kesalahan kita sendiri," ujar Akmal kepada wartawan, Kamis (12/12).

Akmal mempertanyakan keputusan STY yang merombak susunan skuat dengan menurunkan tiga pemain debutan, yaitu Daffa Fasya sebagai penjaga gawang, Rayhan Hannan di lini tengah, dan Kakang Rudianto di lini belakang.

BACA JUGA: Piala AFF 2024: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Laos

Akmal menyebut eksperimen STY membuat game plan tidak berjalan dengan baik. Bahkan, para pemain tampak sangat gugup sekali.

Dia menyampaikan para penggawa timnas tampak masih mencerna strategi yang diterapkan STY. Akmal menilai hal ini justru merugikan kesempatan timnas untuk meraih poin penuh di kandang sendiri.

BACA JUGA: Timnas Indonesia vs Laos Piala AFF 2024: Catatan 10 Kali Pertemuan, Ngeri

"Jadi, menurut saya kalau sekarang ditanya apakah ini salah pemain, tidak. Yang bertanggung jawab ya tetap pelatih. Jadi, Shin Tae Yong yang paling bertanggung jawab terhadap hasil yang didapat," tegas Akmal.

Dia mengatakan hal ini merupakan hasil imbang kedua sepanjang sejarah pertemuan Indonesia dengan Laos.

Dalam sepuluh pertemuan, Indonesia hanya seri dua kali dengan Laos, yakni pada Piala AFF 2012.

“Hasil ini sangat berbeda dibandingkan dengan Piala AFF 2021, ketika kita mengalahkan Laos 5-1," ucap Akmal.

STY, lanjut Akmal, seharusnya menyadari Laos kini mulai membangun tim nasionalnya dengan sangat baik.

Meski didominasi pemain generasi muda dengan rata-rata usia 22 tahun, Akmal menyebut Laos bermain taktis dan sederhana yang terlihat dari gol-gol lahir dari skema yang terencana.

Sementara gol-gol atau peluang-peluang Indonesia lebih banyak dari senjata andalan, yakni lemparan ke dalam.

Akmal berharap Shin Tae Yong segera melakukan evaluasi menyeluruh, terutama menjelang laga melawan Vietnam yang lebih tangguh.

"Ke depan, strategi permainan harus lebih berkembang agar tidak terkesan auto-pilot seperti di laga melawan Myanmar dan Laos. Melawan Vietnam nanti, saya berharap para pemain bisa tampil lepas dan energik. Jika STY mampu menjalankan game plan yang baik, itu sudah menjadi kemajuan bagi para pemain muda ini," katanya. (rhs/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Haris Rusly Moti: Saya Mendapat Informasi Suara Pramono-Rano Tidak Melampaui 50%


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler