RUTENG-Geradus Janu (46) tega menghabisi istrinya, Gaudensia Dekoko (40) di Kampung Golo Wunis, Desa Tiwu Kondo, Kecamatan Elar, Manggarai Timur, Selasa (7/2) lalu. Korban tewas di tangan suaminya setelah dibacok menggunakan senjata tajam, sabit di bagian leher. Pelaku mengaku tidak menyesali perbuatan itu karena kesal dengan perbuatan istrinya.
Pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, Geradus kepada koran ini, Kamis (9/2) di Mapolres Manggarai menuturkan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 13.00 Wita, Selasa (7/2) lalu. Lokasinya di kawasan kebun milik Martinus Mona, sekitar kampung Golo Wunis.
Pagi itu, katanya, korban Gaudensia pamit ke kebun hendak mencari siput dan kemiri. Lalu beberapa jam kemudian pelaku mengikuti dengan membawa sebilah parang. Tiba di kebun, pelaku menemui korban sementara makan siri pinang dan memungut kemiri. Saat itu dirinya langsung naik pitam dan marah-marah. Korban tidak memberi jawaban.
Kemudian, dirinya mengambil sabit lalu membacok istrinya dari belakang sampai tewas. "Saya ambil sabit dan membacok leher korban, saat itu juga korban tewas dan tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Dia mengaku, sama sekali tidak menyesal saat membunuh istrinya sampai tewas. Hal itu dilakukan karena kesal dengan sikap dan perilaku istrinya yang kurang memberi perhatian untuk keluarga termasuk dalam melayani suami dan anak-anak. "Kalau suruh kasih makan anak-anak, istri saya tidak mau ikut, malah suruh ambil sendiri," ujarnya.
Selain itu, dia (korban) juga sering mengeluarkan kata-kata kasar sehingga karena persoalan tersebut maka dirinya marah dan bertekad mengakhiri hidupnya. Dari hasil perwakinan dengan korban, Geradus memiliki empat orang anak yakni Agustinus Canciher, Marsila Lewa, Yuliana Mango dan Andreas Japa.
Kepolres Manggarai melalui Kasubag Humas, Simon Jeo membenarkan peristiwa tersebut. Dikatakan Simon, jenazah korban ditemukan di kebun oleh seorang warga. Dijelaskan, tersangka menemukan istrinya sedang makan sirih pinang di pondok di kebun tetangganya. Ketika melihat istrinya tersebut, tersangka mengingat kembali perilaku istrinya yang sering mencaci maki dirinya dan tidak melayani dengan baik kehidupan rumah tangganya. Tanpa ada pertengkaran, tersangka mengambil sabit milik istrinya langsung membacok leher istrinya hingga tewas.
Usai membunuh istrinya, kata Simon, tersangka membuka sebagian pakaian milik korban dan meninggalkan korban dalam kondisi setengah telanjang. Setelah itu dirinya meninggalkan korban dan kembali ke kampung. Tetapi, tersangka tidak langsung pulang ke rumahnya. Dia sempat singgah di rumah tetangganya yang sedang mengerjakan mebel. Tersangkapun sempat membantu mengangkat mebel pesanan seorang kepala sekolah di desa setempat.
Sore hari, tersangka pulang rumah tanpa menunjukkan gelagat terjadi sesuatu atas istrinya. Saat tiba di rumah itu, kata Humas Simon Jeo, anak-anak langsung menanyakan keberadaannya mama mereka karena sejak pagi hingga sore belum berada di rumah.
Saat itu, dia menjawabi anak-anak bahwa mama mereka telah diperkosa orang dan telah dibunuh. Anak-anaknya pun menceritakan kepada tetangga sehingga seluruh warga kampung mencari dan yang lainnya melaporkan ke camat.
Tersangka sendiri ikut mencari dan melaporkan kejadian itu ke kecamatan. Disentil tentang hasil pemeriksaan tersangka, Humas Simon Jeo menjelaskan, dia telah mengakui perbuatannya.
Tersangka tidak merencanakan melakukan pembunuhan tersebut. Dia melakukan itu spontan hanya karena mengingat kembali perilaku istrinya terhadap dirinya selama ini. Tersangka saat ini sedang dalam pemeriksaan intensif penyidik Polres Manggarai. Tersangka dijerat dengan pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara. (kr2/ito)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditodong Sajam, Motor Dirampas
Redaktur : Tim Redaksi