Suami Bawa Jenazah Istri Pakai Motor, RSUD Membantah tak Memfasilitasi Ambulans

Selasa, 03 Agustus 2021 – 17:07 WIB
Ilustrasi - Dua alat berat berada di TPU khusus pasien COVID-19, Situgede, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

jpnn.com, MUKOMUKO - Seorang suami bernama Soni Efendi (42/), warga Desa Pelokan, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, terpaksa membawa jenazah istrinya, Ompilawati (38), yang diduga positif Covid-19 menggunakan sepeda motor pada Selasa (3/8) dini hari akibat tidak mendapat ambulans dari RSUD setempat

Soni Efendi didampingi keluarganya Indra Taufik (54) menjelaskan,  kronologis kejadian berawal ketika Ompilawati yang mengidap penyakit gula dan sering berobat di rumah sakit itu, dibawa menggunakan sepeda motor pada Senin (2/8) ke RSUD karena penyakitnya kambuh.

BACA JUGA: Suami Istri Ditemukan Tewas Berpelukan, Mengharukan

Ompilawati sempat menjalani perawatan di RSUD setempat.

Namun, ibu rumah tangga ini mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (3/8) sekitar pukul 02.00 WIB.

BACA JUGA: Ini Cara Pengantar Jenazah Covid-19 Agar Tidak Membawa Virus Corona ke Rumah

Pada saat mengurus jenazah, pihak RSUD mengatakan bahwa jenazah positif Covid-19.

Sehingga pemulasaraan harus mengikuti standar penanganan jenazah Covid-19, namun ditolak oleh pihak keluarga.

BACA JUGA: KSAD Pantau Langsung RS Lapangan untuk Tangani Pasien Covid-19

Menurut Taufik, apabila keluarga tidak mau jenazah diurus dengan standar pemulasaraan Covid-19, RSUD tidak menyediakan mobil ambulans. Sehingga keluarga membawa pulang jenazah menggunakan sepeda motor.

"Memang waktu Ompilawati masuk rumah sakit Senin siang itu sempat menjalani tes cepat Covid-19 dan katanya positif, tetapi keluarga tidak percaya yang bersangkutan ini terjangkiti virus corona, karena almarhumah jarang keluar rumah dan sekitar rumahnya tidak ada yang terjangkiti virus ini,” ujarnya.

Direktur RSUD Mukomuko dr. Syafriadi tidak membenarkan ada warga yang membawa pulang jenazah keluarganya menggunakan sepeda motor.

Menurut Syafriadi, kejadian itu hanya “miskomunikasi” antara petugas RSUD dan pihak keluarga.

Jenazah memang sempat akan dilakukan pemulasaraan standar Covid-19 karena yang bersangkutan positif berdasarkan pemeriksaan tes cepat antigen.

Dia mengatakan awalnya keluarga sudah setuju jenazah dimakamkan secara standar protokol kesehatan Covid-19.

Namun, petugas yang mengurusi jenazah saat itu belum siap karena malam hari. Sehingga petugas pun harus dihubungi terlebih dulu.

“Setelah saya klarifikasi dengan petugas-petugas, menurut penilaian saya, pihak keluarga tidak sabar. Kami akui petugas yang mengurus jenazah tidak stand by, harus dihubungi dulu,” ujarnya.

Dia menegaskan RSUD sangat siap memberikan pelayanan berupa ambulans bagi pasien yang meninggal di RSUD Mukomuko.

Mobil ambulans siap 24 jam dan pemulasaraan pasien Covid-19 juga tidak ada kendala termasuk peti dan perlengkapan lainnya.

"Tidak benar jika ada yang mengatakan RSUD enggan memfasilitasi mobil ambulans. Menurut saya, kejadian ini karena ada miskomunikasi,” kata Syafriadi. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler