jpnn.com, JAKARTA - SAAT suami Anda selingkuh, biasanya yang istri rasakan adalah perasaan marah dan kecewa. Hal ini tentu merupakan hal yang wajar karena pria yang dia cintai memiliki wanita lain.
Seorang istri juga biasanya melakukan berbagai hal agar pikiran dia tetap waras. Hal ini perlu dilakukan agar dia bisa memikirkan tindakan selanjutnya dalam menghadapi suami yang berselingkuh.
BACA JUGA: 5 Masalah Keluarga yang Membuat Istri Berani Selingkuh
Nah berikut ini yang bisa Anda lakukan, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Jangan Salahkan Diri Sendiri
BACA JUGA: 5 Tanda Suami Berniat Selingkuh
Istri yang diselingkuhi suaminya seringkali justru menyalahkan dirinya sendiri.
“Mungkin saya kurang baik, kurang cantik, kurang berwawasan luas,” dan berbagai afirmasi negatif lainnya yang membuat Anda semakin terpukul.
BACA JUGA: Curiga Suami Selingkuh, Buktikan dengan 4 Cara Ini
Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan suami Anda.
Bagaimana pun, perselingkuhan selalu salah, apa pun alasannya.
Maka jika Anda ingin melanjutkan pernikahan dan berusaha berdamai dengan kesalahan besar ini, mulailah dengan tidak menyalahkan diri Anda.
2. Jangan Dengarkan Orang Lain
Saat keluarga besar atau orang lain mengetahui apa yang terjadi pada pernikahan Anda, umumnya mereka akan memberondong kamu dengan berbagai saran.
Mulai dari saran memaafkan, mengikhlaskan, melupakan, dan lain sebagainya.
Faktanya, jangan biarkan orang lain mendikte Anda harus apa dan bagaimana.
Tidak perlu mengikuti ekspektasi orang lain dan memaksa Anda berdamai dengan luka hingga harus pura-pura bahagia.
Jika Anda sedih, bersedihlah, tidak perlu bilang “saya tidak apa-apa” hanya untuk mengikuti ekspektasi orang lain.
3. Jangan Bilang ke Anak
Apa yang terjadi pada pernikahan Anda, tidak perlu memberi tahu ke anak kalau ayahnya punya ‘teman dekat’ baru.
Terlebih sampai bilang, “Papa sudah tidak sayang kita lagi, Papa selingkuh dengan teman kantornya.” “
Jika Anda bilang ke anak tentang perselingkuhan ini, kamu akan mengikutsertakan mereka ke dalam masalah pelik orang dewasa, yang akan merusak hubungan satu sama lain.
Itu bisa membuat anak khawatir dengan kesetiaan pasangannya ketika dia dewasa kelak.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany