jpnn.com - Partisipasi generasi muda dalam bidang perpolitikan di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Hal ini disebabkan salah satunya karena generasi muda akrab menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam percaturan politik hari ini, platform-platform media sosial seperti Twitter dan Instagram telah berperan penting dalam memobilisasi generasi muda untuk berpartisipasi dalam wacana politik.
BACA JUGA: No Baper-Baper Club: Anak Muda dan Politik Gembira Ala PSI
Karena itu, tidak heran jika dalam momentum tertentu penggunaan yang intens terhadap pelbagai platform tersebut justru menjadi nilai surplus bagi anak muda.
Perihal partisipasi anak muda dalam politik setidaknya kita dapat melihat dua objek yang menarik untuk diulas. Pertama, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang dalam konteks ini dapat diposisikan sebagai partai yang aktif bersuara atas nama anak muda.
BACA JUGA: Survei: PSI Wakili Anak Muda, Gerindra Juara Baru di Parlemen
Kedua, Kaesang Pangarep sebagai salah seorang anak muda yang baru aktif di bidang politik sekaligus langsung mengemban amanat sebagai ketua umum dari partai yang digadang-gadang menjadi wadah bagi anak muda tersebut. Bagaimana membaca fenomena ini?
Politik Gembira PSI
BACA JUGA: Survei Populi Center, PSI Terus Melesat Menuju Senayan
Salah satu hal menarik yang disuarakan PSI menjelang pagelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti, ialah branding yang mereka bangun lewat apa yang disebut dengan “berpolitik gembira”.
Branding tersebut semakin diperkuat oleh Kaesang dalam pertemuan-pertemuannya dengan para kader PSI, misalnya saat pelaksanaan Konsolidasi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PSI Bali, yang berlokasi di Kabupaten Badung (30/9).
“Kita (PSI) harus terjun langsung ke masyarakat. Terjun langsung untuk memperkenalkan diri dan alhamdulillah sekarang banyak yang menerima teman-teman PSI ketika bersosialisasi di masyarakat. Saya rasa harus dilanjutkan terus dan pasti saya ingatkan politik dengan bergembira,” ujar Kaesang.
Potongan pernyataan Kaesang tersebut pada satu sisi dapat dinilai sebagai sebuah konsep yang mengedepankan pendekatan politik yang positif dan inklusif.
Politik gembira model demikian menekankan pentingnya empati, komunikasi, dan kolaborasi antar pelbagai pihak yang nantinya akan berkontestasi pada pelaksanaan Pemilu 2024.
Meski baru bergabung dalam kancah perpolitikan di Indonesia, tetapi model berpolitik yang dibawa PSI tersebut setidaknya terhitung baru dan relevan dengan kondisi hari ini.
Pada satu sisi mereka membawa angin segar dengan memanfaatkan penggunaan pelbagai platform media sosial sekaligus menjadikan anak muda sebagai penggeraknya.
Pada sisi yang lain, cara tersebut tentu dapat dijadikan pijakan untuk menghindari eskalasi prahara politik dan mencela lawan politik yang jamak terjadi di tahun-tahun politik.
Urgensi Politik Gembira
Politik gembira, seperti yang tengah diamplifikasikan oleh PSI, adalah sebuah konsep yang menggabungkan dua elemen yang pada pandangan awalnya mungkin terlihat bertentangan: politik dan kebahagiaan.
Meskipun mungkin terdengar aneh, namun politik gembira memiliki peran yang penting dalam masyarakat.
Pertama-tama, politik gembira merupakan salah satu medium untuk menghilangkan ketegangan dan konflik antar masyarakat akibat berbeda dukungan dalam pemilu.
Hal ini tidak lepas dari alasan bahwa politik seringkali dianggap sebagai sumber ketegangan dan perpecahan, terutama sebelum, saat, atau pasca pelaksanaan pemilu.
Sebabnya, politik gembira ala PSI dapat menjadi alat untuk meredakan ketegangan ini dengan mempromosikan kerja sama, dialog, dan pemahaman bersama.
Melalui pendekatan yang positif dan kolaboratif terhadap politik, para elit partai tentu dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama tanpa terjebak dalam siklus konflik yang merugikan.
Politik yang diwarnai oleh ketegangan dan perpecahan seringkali menghancurkan ikatan sosial dan memecah-belah masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan.
Politik gembira, sebaliknya, dapat mempromosikan inklusi, kesetaraan, dan rasa persatuan. Ini membantu membangun masyarakat yang lebih solidaritas dan bersatu dalam mencapai tujuan bersama.
Itulah sebabnya, politik gembira PSI juga dapat membantu membangun trust antara para elit partai, petahana, dan juga masyarakat.
Urgensi lain mengapa politik gembira ala PSI juga perlu untuk ditiru oleh partai-partai yang lain ialah berpijak pada alasan bahwa politik gembira juga dapat menjadi alat untuk mendorong partisipasi politik yang lebih tinggi.
Ketika politik dirasakan sebagai sesuatu yang positif dan memotivasi, masyarakat lebih mungkin terlibat dalam proses politik, seperti pemilihan umum, pemilihan umum, dan kampanye politik.
Dengan demikian, politik gembira dapat membantu menguatkan demokrasi dengan melibatkan lebih banyak orang dalam pengambilan keputusan politik.
Terakhir, politik gembira dapat membantu menjembatani kesenjangan antara berbagai kelompok, antar generasi, atau bahkan antar pemangku kepentingan.
Politik yang dipenuhi dengan konflik seringkali memperkuat ketidaksetaraan dan ketidakadilan sosial. Dengan mengadopsi pendekatan politik yang mengutamakan kebahagiaan masyarakat secara keseluruhan, pemerintah dapat bekerja untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik yang ada di masyarakat. Ini dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil.
Terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai ketua umum PSI dan penerapan politik gembira PSI menjadi contoh bagaimana generasi muda memiliki pengaruh untuk mentransformasi arah politik di negara ini ke depannya.
Politik gembira mempunyai potensi yang besar dalam mempengaruhi budaya dan perilaku politik di Indonesia, dan menawarkan pendekatan baru terhadap politik yang berfokus pada kepositifan dan inklusivitas.
Ketika generasi muda terus berpartisipasi dalam politik, mereka mempunyai potensi untuk membentuk masa depan negara dan menciptakan wacana politik yang lebih konstruktif.
Politik gembira dapat menjadi kendaraan bagi anak muda yang terjun ke dunia politik berhubung ia memiliki peran yang penting; ia dapat mengurangi ketegangan, meningkatkan kualitas demokrasi, memperkuat ikatan sosial, membangun kepercayaan, mendorong partisipasi politik, sekaligus menjembatani kesenjangan antar generasi.
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif