Suara Dentuman di Malang Masih jadi Misteri

Rabu, 03 Februari 2021 – 16:46 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Foto Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, MALANG - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang Ma’muri belum mengetahui sumber suara dentuman keras yang terdengar di sebagian wilayah Malang Raya, mulai Selasa (2/2) malam.

Berdasarkan data sensor seismik di Malang, Tretes, dan Gedangan, pada Rabu (3/2) pukul 00.00 sampai 03.00 WIB tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan.

BACA JUGA: Perkiraan Wali Kota Sutiaji soal Suara Dentuman di Malang

"Sampai saat ini kami masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut," kata Ma'muri, Rabu.

Ma'muri menjelaskan, selain tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan yang tercatat, BMKG juga tidak melihat adanya aktivitas sambaran petir, yang menunjukkan anomali, atau peningkatan aktivitas.

BACA JUGA: Brigjen TNI Achmad Fauzi: Ini Tidak Bisa Dibiarkan

"Demikian pula data dari aktivitas sambaran petir, juga tidak menunjukkan anomali peningkatan," kata Ma'muri.

Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani saat dikonfirmasi menambahkan, pihaknya juga masih belum bisa mengetahui sumber asal dentuman yang terjadi di Malang dan sekitarnya.

BACA JUGA: Jokowi Rapat dengan 5 Gubernur Termasuk Anies Baswedan, Nih Bahasannya

Berdasarkan data PVMBG, gunung yang tengah mengalami erupsi adalah Gunung Raung, yang terletak di wilayah Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.

Namun, Nia tidak bisa memastikan apakah suara dentuman yang terdengar di Malang dan Pasuruan berasal dari Gunung Raung.

Sebagai catatan, Gunung Raung berjarak kurang lebih 156 kilometer dari Kota Malang, Jawa Timur. Berdasarkan laporan masyarakat, lanjut Nia, suara erupsi Gunung Raung terdengar hingga Banyuwangi, yang berjarak kurang lebih 20 kilometer itu.

"Laporan masyarakat suara dari Gunung Raung terdengar hingga Kalipuro sampai Banyuwangi, atau 20 kilometer dari titik erupsi kawah puncak Gunung Raung," kata Nia.

Sementara itu Koordinator Bidang Kehumasan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Jasyanto mengaku tidak menemukan laporan khusus mengenai peristiwa di wilayah Malang dan sekitarnya.

"Sudah kami cek di situs pemantauan benda jatuh, tidak ada meteor," kata Jasyanto dalam pesan tertulis yang diterima.

Pada Selasa (2/2) malam hingga Rabu (3/2) dini hari, sejumlah warga Kota Malang di beberapa daerah mendengar adanya dentuman keras. Salah seorang warga Kota Malang di Kecamatan Kedungkandang, Aris Midada mengatakan bahwa dentuman mulai terdengar pada pukul 23.40 WIB.

"Dentuman terasa semakin kencang pukul 23.50 sampai pukul 01.30 WIB. Saya sempat ke luar rumah untuk mencari sumber suara itu," kata Aris.

Selain Aris, warga Kecamatan Kedungkandang lainnya Sri Sukarnawati mengatakan bahwa dirinya mendengar dentuman suara secara terus menerus, mulai pukul 23.30 WIB. Saat itu, Ia tengah tertidur, namun pada saat terbangun dirinya mendengar suara dentuman tersebut.

"Saat itu saya sedang tidur, kemudian terbangun pukul 23.30 WIB. Tidak lama kemudian saya mendengar dentuman itu," kata Sri.

"Dentuman tersebut terdengar hingga kurang lebih pukul 04.00 WIB," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler