jpnn.com, JAKARTA - Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) KH Ahmad Fahrur Rozi menyampaikan peringatan merespons mulai memanasnya situasi menjelang Muktamar NU (Nahdlatul Ulama) di Lampung, Desember mendatang.
Gus Fahrur -panggilan Kiai Ahmad Fahrur Rozi meminta para pimpinan di organisasi itu menciptakan suasana kondusif dan sejuk.
BACA JUGA: PWNU Kaltim: Jaga Keteduhan, Muktamar Forumnya Para Ulama
"IGGI mengimbau segenap elite pimpinan NU agar bersama-sama menciptakan suasana sejuk dan kondusif, dan menahan diri tidak mengumbar berbagai rumor, isu, serta pernyataan yang penuh insinuasi," kata Kiai Ahmad Fahrur Rozi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (12/11).
Menurut Gus Fahrur, sebagai pimpinan organisasi keagamaan yang diatur oleh tata kelola organisasi yang baik dan berhubungan satu sama lain, seluruh pihak seharusnya mengedepankan akhlak mulia dalam menyelesaikan perbedaan dan perselisihan jelang Muktamar NU Lampung.
BACA JUGA: Bripka PS Bikin Malu Polri, Kapolda Irjen Panca Sampai Minta Maaf
"Bukan saling membuat statement, isu, fitnah tanpa bukti dan konfirmasi di ruang-ruang publik yang hanya menyita energi dan menggerus muruah organisasi," ucapnya.
Wakil ketua PWNU Jawa Timur, itu juga mengatakan setiap perbedaan yang ada seharusnya diselesaikan di ruang rapat, bukan diumbar di media karena itu tidak elok bagi organisasi.
BACA JUGA: Tanggapi Rencana Reuni PA 212, Kapitra PDIP Berkomentar Pedas
Sebab, kata Gus Fahrur menyebut makin elite organisasi itu mengumbar pernyataan negatif maka itu kian menunjukkan tidak matangnya yang bersangkutan sebagai pemimpin.
IGGI juga melihat masih banyak persoalan penting di organisasi NU yang harus diselesaikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dengan cara yang baik, bukan justru mengumbar-umbar pernyataan di media massa, terlebih lagi di media sosial.
Pengasuh Pondok Pesantren ANNUR 1 Bululawang Malang, itu berharap para kandidat ketua umum PBNU dan tim suksesnya lebih fokus berbicara program, strategi, serta visi dan misi kepemimpinan NU ke depan untuk menggerakkan roda organisasi bukan sibuk membuat provokasi.
"Tuduhan adanya intervensi dana asing, dukungan Yahudi, intervensi Kementerian Agama, tudingan aksi borong hotel, serta campur tangan pemerintah adalah fitnah. Sangat tidak mencirikan organisasi ulama," tandas Gus Fahrur. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam