Suasana Ramadan Berubah, Sikap Umat Islam Masih Terbelah

Minggu, 17 Mei 2020 – 10:21 WIB
KH Maman Imanulhaq. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq berpesan kepada umat Islam untuk satu sikap dalam merespons pandemi virus corona 2019 (Covid-19).

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang karib disapa dengan Kiai Maman itu mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberi pelajaran penting bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Raja Salman Umumkan Kabar Gembira di Pertengahan Ramadan

Menurut Kiai Maman, pelajaran pertama dari Covid-19 adalah menumbuhkan kembali krakter gotong royong dengan solidaritas kebangsaan yang kuat. Kedua, menguatkan pola keberagamaan substantif penuh dengan kasih sayang, toleransi dan semangat berbagi. 

Terakhir, Covid-19 mendorong pemerintah melayani masyarakat dengan profesional dengan berbasis data dan koordinatif.  "Tiga poin itu menjadi momen kebangkitan bangsa Indonesia yang jatuh di bulan Mei ini," ujar Kiai Maman melalui layanan pesan kepada jpnn.com, Sabtu (16/5) malam.

BACA JUGA: Cerita Bagus Kahfi soal Tempat Tinggal di Inggris dan Pandemi COVID-19

Namun, Kiai Maman menyoroti umat Islam yang masih terbelah dalam menghadapi Covid-19 pada masa Ramadan. "Umat Islam masih terbelah dalam menghadapi Covid-19, suasana Ramadan benar-benar berubah. Lebih sunyi dan sedikit mencekam,” ujarnya.

Menurut Kiai Maman, masyarakat juga masih lemah dari sisi komitmen untuk bersama-sama menghadapi Covid-19. Oleh karena itu harus ada sosialisasi dan edukasi terus-menerus.

BACA JUGA: Selamatkan Peternak, PKB Borong Ribuan Ayam Untuk Warga Terdampak Covid-19

"Kita butuh kerja keras, kerja sama dan kerja cerdas. Ini hikmah penting, memerangi virus corona birokrasi pemerintah harus bergerak dengan sistematis, profesional dan sinergis, tidak boleh ada kebijakan yang tumpang tindih," tutur pimpinan Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka itu.

Kiai Maman menambahkan, menjalani Ramadan pada masa pandemi Covid-19 juga membawa pesan tentang introspeksi atau muhasabah. “Ini mengajarkan kita tentang hakikat Ramadan untuk lebih berintropeksi diri dan tidak terjebak kepada perilaku keberagaman yang simbolis dan palsu,” tuturnya.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler