jpnn.com - TANGERANG - Pemerintah dan PT Pertamina berencana untuk memperbaiki mekanisme subsidi BBM di Indonesia.
Terutama, subsidi BBM yang ditujukan kepada konsumen yang membutuhkan seperti nelayan. Tahun depan, kuota BBM bersubsidi untuk kapal-kapal tersebut direncanakan bakal diperbaiki dengan sistem khusus.
BACA JUGA: Realisasi Belanja Pegawai Tertinggi
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya mengatakan, saat ini pihaknya sedang merencanakan untuk memperlakukan khusus subsidi BBM untuk nelayan.
Hal tersebut dilakukan dengan membuat alokasi tersendiri untuk nelayan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan begitu, angka penyaluran untuk nelayan bisa menjadi jelas.
BACA JUGA: Trik Agar Cat Kalter & Silinder Tahan Lama
"Nanti akan kami bicarakan dengan KKP (Kementerian Kelautan Perikanan) dan BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi). Kan ada sekitar 400 ribuan kapal nelayan di Indonesia. Diantaranya, sekitar 4.700 kapal masuk dalam kategori 30 GT (gross tonnage) ke atas.
Nah, nanti harus diperhitungkan berapa kira-kira kebutuhan setiap kapal dalam satu tahun," ungkapnya saat mengunjung Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN)"Tanjung Pasir, Tangerang, kemarin (11/11).
BACA JUGA: Industri Syariah Dukung Perbanyak Fatwa
Untuk mendukung rencana tersebut, pihaknya juga bekerjasama dengan KKP dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk membentuk sistem penyaluran yang baru. Dalam sistem tersebut, pihaknya bakal menerbitkan kartu pintar untuk penerima BBM bersubsidi.
Sehingga, pemerintah dan Pertamina bisa melihat jumlah penggunaan dari setiap penerima subsidi BBM nelayan.
"Penentuan siapa yang berhak membeli BBM bersubsidi untuk neyalan kami serahkan ke KKP. Pertamina hanya bertugas memastikan bahwa penyalurannya sesuai jatah dan digunakan secara bertanggung jawab. Salah satunya, sistem pelaporan tangkapan sebagai bentuk pertanggug jawaban. Ini usulan kami supaya ada jaminan kalau BBM untuk nelayan itu tidak disalahgunakan," terangnya.
Saat ini, lanjut dia, realisasi BBM bersubsidi untuk nelayan mencapai 1,45 juta kilo liter (kl). Angka tersebut menyerap 80,5 persen dari total kuota tahun ini sebanyak 1,8 kl.
"Tapi ini bukan lah kuota khusus, jadi agak susah memisahkan dengan BBM bersubsidi untuk konsumen yang lain. Tapi, tahun depan kami harap bisa berbeda," tambahnya.
Sementara itu, Media Manager PT Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan bahwa pihaknya juga terus berusaha memberbaiki kualitas penyaluran BBM bersubsidi untuk nelayan. Misalnya, dengan mempermudah akses BBM bagi para nelayan.
"Saat ini, ada 1.277 titik penjualan BBM bersubsidi bagi nelayan. Tapi, masih ada 400 SPBU yang menjual BBM untuk nelayan. Artinya, nelayan harus keluar ongkos lebih untuk transportasi BBM dari SPBU ke kapal. Inilah salah satu faktor penghambat industri perikanan," terangnya.
Karena itu, PT Pertamina akan membangun 10 Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Transportable di wilayah Pantura Jawa tahun ini. Rencananya, fasilitas yang bernilai Rp 325 juta per unit tersebut bakal selesai hanya dalam dua bulan.
"Fasilitas ini dikembangkan dengan menggunakan mobil tangki BBM berkapasitas 10 kl. Sehingga, pihak perusahaan dapat menjangkau lebih banyak wilayah pelabuhan kecil," imbuhnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Harga Properti Jakarta Tertinggi di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi