Subsidi Pupuk Dipangkas Rp3 Triliun

Kamis, 21 Juni 2012 – 20:27 WIB

JAKARTA – Gagalnya pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi berimbas pada pengurangan subsidi pupuk sebesar Rp3 triliun menjadi Rp13,9 triliun, dari alokasi sebelumnya sebesar Rp16,9 triliun. Pengurangan subsidi pupuk ini berdampak kepada penurunan produksi bahan pangan di dalam negeri.

“Dalam APBN 2012 subsidi pupuk itu sebesar Rp16,9 trliun, namun dalam APBN-P diturunkan menjadi Rp13,9 triliun, karena BBM tidak jadi naik, maka anggaran untuk pupuk dipotong,” ujar Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), Bambang Tjahjono di Jakarta, Kamis (21/6).

Pengurangan subsidi pupuk tersebut, tambahny,a akan berdampak kepada produksi padi, jagung dan kedelai di Indonesia. Pasalnya, harga pupuk akan meningkat sehingga para petani mengurangi pemakaian pupuk. “Pengaruh penguranan subsidi  pupuk ke pangan adalah harga pupuk meningkat sementara produksi padi, jagung, kedelai dan tebu menurun,” tegasnya.

Selain itu, sambungnya, dalam penyalurannya juga sering terjadi kebocoran. Namun, pihaknya tidak menyebutkan angka kebocoran secara pasti, dimana kebocoran ini banyak terjadi di daerah perbatasan, dekat pabrik, dan daerah yang penggunaan pupuknya tinggi.

Sementara untuk, permasalahan pendistribusian pupuk di Indonesia juga panjang, seperti kapasitas gudang yang terbatas, pelabuhan yang adanya kongesti dan kapasitas pelabuhan yang terbatas, kurangnya pasokan pupuk dalam negeri terutama ZA dan SP-36 pada saat dibutuhkan.

Juga adanya tambahan waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk, manajemen stok yakni perencanaan bahan baku dan pupuk yang tidak optimal, serta moda angkutan yang tidak optimal. (naa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puncak Musim Panen, Harga Kopi Stabil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler