jpnn.com, SURABAYA - Bayi tabung adalah salah satu solusi pasangan yang sudah lama menikah, tetapi belum memiliki anak.
Dengan metode itu, 45 persen perempuan berhasil hamil.
BACA JUGA: Fitri Carlina Sempat Gagal Jalani Program Bayi Tabung
Namun, hanya 30 persen yang berhasil sampai melahirkan. Arum Dewi W. adalah salah satunya.
Perempuan asal Cilacap tersebut menunggu 17 tahun hingga akhirnya dikaruniai anak.
BACA JUGA: Tya Ariestya Siapkan Mental Jalani Program Bayi Tabung
"Sudah mencoba berbagai cara waktu itu, tapi gagal. Ternyata, pas dilakukan pemeriksaan, ada miom di rahim," ujarnya dalam acara family gathering klinik fertilitas Graha Amerta-Tiara Cita Surabaya di Hotel Swiss-Belinn, Manyar.
Setelah pengangkatan miom, Arum sempat ditawari untuk hamil normal. Lantaran saat itu usianya menginjak 37 tahun, dia menolak dan langsung memilih program bayi tabung.
BACA JUGA: Hamil Empat Bulan, April Jasmine Pantangan Memakan Ini
Program tersebut berhasil hingga melahirkan Az-Zahra Berlian Amerta. "Waktu itu, ada embrio yang disimpan. Dua tahun setelah melahirkan, akhirnya ditanam lagi, tapi nggak berhasil," kenangnya.
Koordinator Klinik Fertilitas Graha Amerta-Tiara Cita dr Relly Y. Primariawan SpOG menyebutkan, dalam 5 tahun terakhir, ada 160 bayi tabung yang dapat dilahirkan.
Jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada pasangan yang berobat. Yakni, 250 pasangan setiap tahun.
"Kalau usia sudah tua, kualitas telur jelek. Inilah yang menjadi salah satu penyebabnya," jelasnya.
Prof dr Samsulhadi SpOG (K), salah satu dokter di klinik, menyebutkan jika kebanyakan pasien memang datang pada usia yang sudah cukup berumur.
"Padahal, semakin muda usia obat-obatan yang digunakan makin sedikit sehingga biayanya juga lebih sedikit," tuturnya. (dwi/c16/dio/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... April Jasmine Sempat Takut Jalani Program Bayi Tabung
Redaktur & Reporter : Natalia