Sudah 25 Tahun Persebaya Gagal Menang di Kandang PSM Makassar

Kamis, 18 Juli 2019 – 12:15 WIB
Tembakan yang dilepaskan winger Persebaya Osvaldo Haay (tengah) coba diadang oleh bek PSM Makassar Abdul Rahman Sulaeman (kiri) pada laga di Stadion Andi Mattalatta, Matoangin. Foto: Persebaya

jpnn.com, MAKASSAR - Persebaya Surabaya gagal mematahkan rekor buruk yang sudah berlangsung selama 25 tahun di kandang PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta.

Green Force, julukan Persebaya, selalu gagal menang ketika berlaga di Stadion Andi Mattalatta dalam 25 tahun terakhir.

BACA JUGA: Bungkam Persebaya, PSM Naik ke Posisi Enam Klasemen

Terbaru Persebaya dipaksa mengakui ketangguhan PSM dengan skor 1-2 pada lanjutan Liga 1 2019, Rabu (17/7).

BACA JUGA: PSM Makassar vs Persebaya: Tidak Ada Pilihan Lain, Hajar!

BACA JUGA: Liga 1 2019: Daftar Lengkap Skuat Barito Putera Kontra Borneo FC

Kemenangan terakhir Persebaya di stadion yang juga dikenal dengan nama Stadion Mattoanging tersebut diukir pada musim 1993/1994. Ketika itu Persebaya menang dua gol tanpa balas.

Namun, dalam laga tadi malam Persebaya berhasil memutus catatan tidak pernah mencetak gol di Stadion Andi Mattalatta yang sudah terjadi selama 15 tahun.

BACA JUGA: Kalah Lagi, Semen Padang Makin Terpuruk di Dasar Klasemen

"Tadinya, saat kami bisa mengakhiri catatan tidak pernah mencetak gol di sini, saya yakin kami akan menang. Ternyata lagi-lagi kami kalah di sini," kata Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman seusai pertandingan.

Harapan mengakhiri tradisi tidak pernah menang dan sulit mencetak gol di Stadion Andi Mattalatta membuncah saat Irfan Jaya membobol gawang PSM pada menit ke-41.

Gol itu membuat kondisi berimbang 1-1 setelah PSM mencetak gol lewat Guy Junior pada menit ke-18.

Namun, harapan itu kemudian sirna ketika Ferdinand Sinaga mengoyak jala Persebaya pada menit ke-68.

"Dua gol PSM tadi sebenarnya masih bisa diantisipasi. Akan tetapi, lagi-lagi penjagaan di lini belakang tidak ketat. Memang enam gol dalam tiga laga terakhir ini sama persis," ujar Djanur, sapaan akrab Djadjang.

Saat mencetak gol, Guy Junior maupun Ferdinand memang berdiri bebas. Duet bek Persebaya Otavio Dutra dan Rachmat "Rian" Irianto seakan alpa menjaga penyerang PSM.

"Waktu latihan sebenarnya sudah kami perbaiki, tetapi ternyata terulang lagi," sesal Djanur.

Mantan Pelatih Persib Bandung tersebut juga menyesalkan keputusan wasit Nurus Fadilah.

Menurut Djanur, seharusnya wasit memberikan Persebaya hadiah penalti ketika Irfan Jaya dijatuhkan di kotak penalti pada pertengahan babak kedua.

"Di bench kami semua bereaksi. Kami menilai itu penalti. Ternyata wasit mengambil keputusan lain," kecamnya.

Kekalahan tadi malam membuat laju perjalanan Persebaya tersendat. Sebab, mereka sudah tiga laga beruntut gagal memetik kemenangan. 

Laga berikutnya pun terasa berat. Persebaya harus menjamu pemuncak klasemen sementara yang belum terkalahkan PS Tira Persikabo (21/7).

Sebaliknya, kemenangan atas Persebaya menjadi modal positif bagi PSM untuk menyongsong leg pertama final Piala Indonesia kontra Persija Jakarta, Minggu (21/7).

Willem Jan Pluim dan kawan-kawan pun sangat percaya diri menghadapi Macan Kemayoran, julukan Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

"Saya senang para pemain begitu enjoy. Mereka memainkan sepak bola yang indah dan elok yang tentunya ini menjadi bekal untuk pertandingan di depan," papar Pelatih PSM Darije Kalezic. (fim/bas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yunan Helmi Ungkap Alasan Tak Bawa Yoo Jae-hoon saat Lawan Borneo FC


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler