Sudah Kalah, Bikin Ulah

Sabtu, 09 Februari 2013 – 09:09 WIB
GRESIK  - Memalukan. Mungkin itu kata yang pantas diberikan ke penggawa Persegres Gresik dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) di Stadion Petrokimia, Gresik, kemarin (8/2). Malu dipecundangi tamunya Mitra Kukar 1-3, plus bikin malu publik Gresik dengan bogem mentah yang melayang dari penggawanya.

Penyerang Persegres Riski Novriansyah-lah yang menjadi aktornya. Bogem yang dilayangkan bomber anyar Persegres ke gelandang Kukar Ahmad Bustomi itu menjadi puncak dari drama perkelahian di 10 menit terakhir itu. Alhasil, dia harus diganjar kartu merah oleh wasit Thoriq M Alkatiri (Bandung).

Laga tersebut memanas sejak menit ke-62. Sejak menit itu, tercatat dua kali wasit harus menghentikan pertandingan. Perebutan bola antara Gery Setia dan Syamsidar di menit ke-80 menjadi awal gesekan itu. Pemain kedua tim terlibat aksi saling dorong dan laga sempat terhenti lima menit. Di situlah terjadi bogem Riski ke Bustomi.

Bukan hanya Riski, Syamsidar juga diusir wasit. Panas di dalam merembet ke luar arena setelah terjadi aksi saling lempar antara penonton di tribun VIP dan awak Kukar yang ada di bench. Bahkan di masa injury time, pelatih Kukar Stefan Hansson sempat berniat akan menarik pemainnya karena situasi tidak kondusif.

Hingga laga usai, Persegres gagal mengejar kedudukan. Gol Siswanto di dua menit laga babak kedua tak mampu menyelamatkan Persegres dari kekalahan kandang perdananya. Dua dari tiga gol Kukar dilesakkan Zulham Zamrun di menit ke-17 dan ke-38. Di menit ke-75, Zulkifli Syukur menambah derita Laskar Joko Samudro, julukan Persegres.

Dengan hasil ini, maka Persegres gagal mengkudeta puncak klasemen ISL dari tangan Mitra Kukar dan Arema Cronous. Selain itu, ini menjadi noda kandang perdana Persegres di bawah pelatih Suharno. "Kami meminta maaf kepada manajemen dan suporter dengan kekalahan ini," ujar Suharno kepada Jawa Pos, tadi malam.

Suharno mengakui, kejadian memalukan di 10 menit penghujung laga seharusnya tidak perlu terjadi. Pun demikian dengan tindakan kurang sportif Risky. Hanya, dia menyebut tindakan Risky itu tidak mungkin terjadi tanpa ada pemicunya. "Yang pasti, seharusnya pemain bisa lebih mengontrol emosinya," cetus Suharno.

Terkait dengan kepemimpinan wasit, pelatih kelahiran Klaten ini menganggap pengadil sudah melakukan tugasnya dengan baik. Buktinya, Syamsidar juga diganjar kartu merah. "Mungkin hanya pemain kami saja yang harusnya bermain lebih sabar dan tenang walau mereka ketinggalan," imbuh dia.

Di sisi lain, Stefan Hansson menyayangkan terjadinya insiden pemukulan ini. Padahal, menurut pelatih berkebangsaan Swedia ini permainan panas kedua tim ini awalnya masih dalam tahap normal. "Tapi itu semua malah harus diakhiri dengan adanya aksi kurang sportif dari penonton ataupun pemain (Persegres) Gresik sendiri," jelas Hansson.

Hansson secara terbuka menganggap permainan Siswanto yang notebene menggantikan Shohei Matsunaga cukup bagus. Malah lebih baik dari Matsunaga. Gol balasan harusnya tidak terjadi. "Pemain lengah dalam menjaga pergerakannya. Ya, akhirnya kami gagal menang dengan clean sheet," tandasnya. (ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemain Tertinggi Impikan Nge-Dunk

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler