jpnn.com - NASAL – Tragedi kecelakaan maut di Jalan Tebing Batu, Way Manullah, Pekon Rata Agung, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, perbatasan Kaur hampir setiap tahun selalu memakan korban. Sebab sudah puluhan mobil dan ratusan nyawa melayang di tebing tersebut.
“Kalau korban meninggal hampir setiap tahun terjadi mas, karena tahun 2015 lalu saja itu dua mobil masuk jurang di Tebing Batu,” ujar Darul Kepala Desa (Kades) Merpas Kecamatan Nasal, kepada BE (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Penukaran Uang Tembus Rp 3,7 Triliun di Daerah Ini
Dikatakan Kades, kecelakaan maut Rabu (29/6) malam yang dialami Bus Zola Salma dengan Nopol K 1124 HA terbalik dan menewaskan satu penumpang itu bukan untuk pertama kali. Namun itu sudah puluhan kalinya. Dan semua korban meninggal terjadi di Tebing Batu, Way Manullah, namun selalu di titik berbeda.
Ruas jalan ini tak ada bedanya dengan kawasan jalan lainnya. Namun di sekitar kawasan tersebut terdapat makam Syekh Manullah. Seharusnya setiap kendaraan yang melintas dari arah Lampung ke Bengkulu harus lebih waspada. Karena jalan menurun hingga tiba ke TKP saja, panjangnya sudah dua kilo lebih. Sehingga kebanyakan mobil ngebut ketika melintasi Tebing Batu tersebut.
BACA JUGA: 50 Ribu Warga Batam Mudik, Semoga Selamat Sampai Tujuan Ya!
“Rata-rata kecelakaan itu terjadi malam saat habis Maghrib, dan itu rata-rata korbannya orang yang baru lewat di situ, dan memang tebing itu terkenal agak angker,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Kaur AKBP Bambang Purwanto SIK melalui Kapolsek Nasa Iptu Yana Rohyana, mengakui beberapa tahun terakhir ini, Tebing Batu Way Manullah kerap kali memakan korban. Untuk itu pihak meminta kepada pengendara lebih berhati-hati saat melalui jalan tersebut.
BACA JUGA: Bocah Ini Tewas Tenggelam saat Mandi Bareng Ibunya di Sungai
“Memang tebing sering makan korban, untuk itu kami minta kepada pengendara agar lebih hati-hati agar tidak ada terjadi kecelakan, apa lagi ini mau lebaran,” jelasnya. (618/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cium Aroma Pengangkatan Honorer Dipolitisasi
Redaktur : Tim Redaksi