Sudah Siapkah Catalonia Merdeka?

Minggu, 08 Oktober 2017 – 11:13 WIB
Ribuan warga Catalunya berdemonstrasi memprotes pemerintah Spanyol. Foto: AFP

jpnn.com, BARCELONA - Warga Catalonia dan Spanyol berdebar-debar menunggu hari Selasa (10/10). Pada hari tersebut pemimpin Catalan, sebutan buat warga Catalonia, Carles Puigdemont bakal berpidato yang isinya mungkin deklarasi kemerdekaan Catalonia.

Puigdemont saat ini memang tinggal menunggu hasil rapat paripurna parlemen Catalunya, sebutan lain Catalonia. Sebab, hasil final referendum sudah keluar. Sebanyak 90 persen dari 2,3 juta penduduk yang memberikan suara mendukung Catalunya merdeka.

BACA JUGA: Gerard Pique dan Shakira Pisah Ranjang

Jika Puigdemont benar-benar mendeklarasikan kemerdekaan, masa transisi segera dimulai. Konstitusi Catalunya akan dibuat dan mungkin butuh waktu sektiar enam bulan.

Pemerintah Catalunya sudah memiliki beberapa perincian tentang bagaimana mengatasi masalah keamanan, perbatasan, kontrol udara, finansial, dan kesehatan. Mata uang euro bakal tetap mereka gunakan.

BACA JUGA: Gerard Pique, Pria Catalonia yang Bangga di Timnas Spanyol

Namun, mendeklarasikan kemerdekaan tidak lantas berarti benar-benar merdeka. Dalam artian, Catalunya masih akan menghadapi tantangan besar bagaimana menggaet pengakuan internasional.

Dari Uni Eropa (UE), misalnya. Warga Catalunya berharap negara barunya kelak tetap tergabung dalam organisasi yang bermarkas di Brussel, Belgia, itu. Sebab, kalau tidak, Catalunya akan sulit melakukan perdagangan dengan negara-negara Eropa lainnya.

BACA JUGA: PSSI-nya Spanyol Keluarkan Pernyataan soal Gerard Pique

Persoalannya, Spanyol akan mengadang sekuat tenaga agar mereka tidak menjadi anggota UE. ”Catalunya bakal sama dengan negara-negara kecil yang tidak menjadi anggota World Trade Organization,” ujar Stephen Brown, pakar ekonomi di Capital Economics.

Bila itu terjadi, perekonomian Catalunya bakal terpukul. Sebab, meski termasuk wilayah paling kaya, Catalunya juga termasuk yang punya utang paling banyak.

Pukulan bakal lebih telak lagi karena saat ini saja sudah ada beberapa perusahaan yang menyatakan akan pindah dari Barcelona. Antara lain Bank Banco Sabadell dan Caixabank. Pemerintah Spanyol mengeluarkan dekrit khusus untuk memudahkan perpindahan perusahaan-perusahaan itu dari Catalunya. Spanyol bakal memblokade perekonomian di Catalunya.

”Seperti Brexit, kami yakin bahwa Catalexit akan membuat wilayah itu jatuh dalam ketidakpastian jangka panjang,” terang Geoffrey Minne, pakar ekonomi dari ING.

Dengan status merdeka yang tak diakui siapa pun, Catalunya bisa bernasib sama dengan negara-negara ”semenjana”. Negara yang ada, tapi tidak ada karena tak ada yang mengakui kemerdekaannya. Contohnya banyak. Antara lain Transniestria, Abkhazia, Somaliland, Nagorno-Karabakh, Ajaria, dan South Ossetia.

Sejauh ini pemerintah Spanyol masih memiliki beberapa kartu untuk menghalangi lepasnya Catalunya. Salah satunya, menjadikan para pemimpin Catalunya sebagai tahanan politik. Tapi, risikonya, langkah itu malah bisa menyulut dukungan untuk kemerdekaan Catalunya.

Opsi lain yang paling memungkinkan adalah menggunakan pasal 155 konstitusi Spanyol. Itu akan memberikan kuasa kepada Spanyol untuk mengambil alih pemerintahan Catalunya.

Sebab, sejauh ini kecil kemungkinan dialog antara kedua pihak bisa terjadi. Sejak awal, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy tak sreg dengan tawaran tersebut. Begitu pula para elite partai penguasa di Negeri Matador itu, Partido Popular (PP). (TheGuardian/TheLocal/sha/c11/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat! FC Barcelona Klub Sepak Bola Bukan Partai Politik


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler