Sukses Restorasi Lewat Djam Malam

Segera Tayang di Tanah Air setelah Diputar di Cannes

Selasa, 05 Juni 2012 – 11:35 WIB

JAKARTA -Tidak banyak pihak yang menaruh perhatian lebih pada film-film lawas yang merupakan warisan budaya. Hasilnya, banyak film bersejarah yang kondisinya memprihatinkan, bahkan rusak. Salah satu di antara ratusan film lawas bersejarah yang bisa  diselamatkan  adalah film Lewat Djam Malam.

Berkat bantuan dari National Museum of Singapore (NMS) dan World Cinema Foundation, film pertama yang memenangi penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) pada 1955 itu bisa direstorasi. Hasil restorasi film besutan mendiang sineas Usmar Ismail itu pun ditampilkan di sejumlah event nasional maupun internasional.

Salah satunya, film itu disajikan sebagai film pembuka program Cannes Classics di Festival Film Cannes 2012 pada 17 Mei lalu.  "World Cinema Foundation yang bantu untuk diputarkan di seluruh dunia. Dan pas 17 Mei di Festival Film Cannes di World Premiere, (kali) pertama film Indonesia diputar di sana,"  ujar Alex Sihar dari Yayasan Konfiden yang ikut membantu proyek restorasi film tersebut di gedung PPHUI kemarin (4/6).

Ketua Sinematek Indonesia Berthy Ibrahim Lindia yang turut terlibat dalam upaya  penyelamatan  Lewat Djam Malam menambahkan, apresiasi para penonton di Festival Film Cannes cukup luar biasa. Dia mengungkapkan, bangku penonton penuh saat film tersebut diputar. 

"Sebelum pemutaran film ini, ada pemutaran film Once Upon a Time in America. Dan itu hanya ditonton sekitar seratus orang. Pas film ini diputar, banyak orang yang datang menonton. Sampai penuh. Termasuk salah satunya sutradara peraih Oscar Alexander Payne,"  jelas Berthy.

Namun, di balik banyaknya apresiasi yang didapat, proses restorasi film tersebut tidak mudah. Itu berawal dari inisiatif NMS yang berniat merestorasi film lawas Indonesia terkait dengan program restorasi film yang mereka miliki. Mereka lantas bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Sinematek Indonesia. NMS lantas dipertemukan dengan kritikus film senior J.B. Kristanto untuk meminta bantuan serta rekomendasi soal film Indonesia yang layak direstorasi.

Setelah melewati beberapa diskusi, akhirnya dipilih film Lewat Djam Malam. Pada perkembangannya, World Cinema Foundation yang didirikan Martin Scorsese itu bergabung untuk membantu pembiayaan restorasi.

"Selain dikenal sebagai bapak perfilman Indonesia, Usmar Ismail menganggap film sebagai ekspresi pribadi. Lewat Djam Malam, selain mengandung pandangan pribadi, menyiratkan masalah-masalah sosial yang terjadi di zamannya,"  jelas J.B. Kristanto.

Pada Agustus 2011, Lewat Djam Malam menjalani proses restorasi di L"Immagine Ritrovata, Bologna, Italia. Kondisi film tersebut diperiksa, dilihat kerusakan-kerusakannya. Lalu, diperbaiki gambar maupun suaranya sehingga film itu bisa kembali memiliki kualitas terbaik. Targetnya adalah mencapai kualitas film ketika kali pertama dirilis pada 1954.

Film tersebut merupakan satu-satunya film Indonesia yang direstorasi penuh. Master film itu sebelumnya tersimpan dan kondisinya rusak di Pusat Dokumentasi dan Informasi Perfilman Indonesia (Sinematek), Jakarta.  "Proses restorasinya cukup rumit seperti kerja forensik,"  jelas Alex.

Hasil restorasi Lewat Djam Malam pun segera tayang di bioskop tanah air. Film tersebut akan diluncurkan lagi pada 18 Juni mendatang. Lewat Djam Malam mengisahkan seorang bekas pejuang yang kembali ke masyarakat dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan yang sudah asing baginya. (ken/c11/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menikah Lagi, Pilih Hidup Tenang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler